Kisah Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani,Sulthonul Aulia(Raja Para Wali) Yang Berakhlaq Mulia

 

Oleh : Jarwoto

Syeikh Abdul Qodir bin Abi Shalih Musa Janka Dawsat bin Abdillah Al-Jailani merupakan seorang ulama yang sangat harum namanya.Beliau lahir di Gilan,Kurdistan selatan,150 kilometer timur laut Kota Baghdad ,bertepatan tanggal 1 Ramadhan tahun 471 H.Sumber lain menyatakan tahun 469 H.Begitu lahir,Syeikh Abdul Qodir langsung berpuasa .Dia tidak minta disusui ibunya Ummul Khair Fatimah.Oleh masyarakat sekitarnya saat itu,tangisan beliau dijadikan pertanda waktu berbuka puasa.
Kedua orang tuanya,kakeknya dan buyutnya adalah orang-orang yang amat taat dengan syariat agama.Mereka selektif dalam hal makanan,hanya makan yang halal dan thoyib .Makanan makruh mereka tinggalkan.Ini demi menjaga agar anak keturunan mereka menjadi orang-orang shalih.
Usia Syeikh Abdul Qodir mencapai 91 tahun,menikah diusia 50 tahun.Beliau giat dan istiqamah menimba ilmu(tholabul ilmi) dan melakukan riyadhah .Selama 25 tahun lamanya,beliau pergi mengembara ke gunung dan hutan.Dan beliau mendapat bimbingan ruhani dari Nabi Khidir AS.
Ada banyak versi tentang manaqib(kisah kelahiran,keagungan akhlaq ,perjalanan spiritual dan karomah-karomahnya) beliau,namun yang lazim dipakai adalah kitab Lujjanid Dani Fi Manaqibi Sulthanil Awliya’ ‘Abdil Qadir Al-Jilani karya Syeikh Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji yang juga penulis Maulid Barzanji.
Beliau memiliki akhlaq yang jujur berkat didikan dan do’a dari sang ibundanya.Suatu hari,saat belum baligh,dalam sebuah perjalanan ke Baghdad,beliau dibekali uang ibunya 40 dinar.Uang itu disimpan dengan menjahitkannya diikat pinggangnya.Ditengah perjalanan ,beliau dicegat perampok dan ditanya apakah beliau membawa bekal berharga atau tidak.Dengan jujur beliau menjawab,”Ya,dijahitkan diikat pinggang”.Tetapi perampok itu tak percaya lalu dia meninggalkannya.Dilain waktu,ketika dicegat perampok yang lain,jawabannya tetap sama.Maka perampok itu merampasnya .Namun dikemudian hari dia heran dengan kejujurannya.Akhirnya perampok itu bertaubat dan menjadi murid generasi pertama dari Syeikh Abdul Qodir.
Ibundanya memang mengajarkannya sejak dini agar selalu berkata dan bertindak jujur.Karena tidak ada yang bisa lepas atau disembunyikan dari pengawasan Allah dan para malaikatNya.
Itulah sekilas kisah dari Sulthonul Aulia Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani yang penuh hikmah dan keteladanan.Semoga kita semua bisa mengambil ibrah(pelajaran) dan mendapat keberkahan dengan rutin membaca dan mempelajari manaqibnya.
Kontributor:Bro J,dihimpun dari berbagai sumber.