Jember-menaramadinah.com-Inilah akhir tragis Jembatan Jompo Kab Jember roboh diterjang banjir yang airnya dari lereng gunung Kecamatan Panti. Senin, 2 Maret 2020 pukul 04.00 wib.
Dulunya namanya Gladag Jompol orang memanggilnya. Posisinya tidak jauh dari pasar. Karena dulunya tahun 70 an masuk dalam lingkungan pasar tradisionil yang sangat ramai. Sebelum pasar tersebut dipindah ketempat lain.
Warga Jember tiap hari melewati Gladag Jompo. Kini namanya Jembatan Jompo. Jika menuju pasar, baik siang, malam dan subuh. Tapi setelah pasar dipindah, Jembatan Jompo hanya dilewati kendaraan penumpang. Orang orang yang pergi kepasar sudah tidak lewat jembatan itu lagi. Begitupula dengan para pedagang.
Nasibnya kian merana diterjang air yang mengalir begitu deras yang berasal dari pegunungan. Dimana banyak pohon yang ditebangi oleh manusia bodoh. Tanpa memikirkan bahaya banjir.
Begitupula dengan masyarakat yang tinggal dipinggir sungai dan dekat Jembatan Jompo mendirikan bangunan menjorok ke sungai. Hal ini yang membuat Jembatan Jompo tidak kuat menahan air banjir. Bila datang mus8m hujan tiap tahun.
Lama kelamaan tidak kuat menahan air yang begitu deras. Akibat penebangan pohon dipegunungan dan makin semputnya jalur sungai yang dilintasi air. Akibat banyak bangunan rumah dan pertokoan diseberang sungai.
Robohnya Jembatan Jompo membuat duka sebagain besar warga Jember. Karena tidak bisa melewati Jembatan tersebut. Ujung ujungnya menyalahkan Pemerintah Daerah Jember. Dengan alasan lamban mengatasi jembatan yang usianya sudah tua itu.
“Ya lamban dalam mengatasi masalah jembatan. Ini akibatnya,”ujat HR salah seorang pemilik toko yang mengalami kerusakan.
Tapi para pecinta lingkungan justru menyalahkan orang orang yang telah mendirikan bangunan yang berada dipinggir sungai. Seharusnya 5 meter jarak bangunan dari sungai. Juga masyarakat penebang pohon sudah diingatkan akan bahaya banjir masih saja bandel melakukan penebangan terus. Tanpa mau menanam kembali.
Kini ibarat nasi sudah menjadi bubur. Jembatan yang cukup melegenda itu roboh dan tak berdaya. Masyarakat Jember kaget luar biasa. Masyarakat dan pemerintah merasa dirugikan.
Husnu Mufid
Jurnalis Citizen