Reruntuhan di atas dataran Ratu Boko menyimpan pertanyaan yang sulit dijawab. Kompleks multi-bagian membuat orang-orang yang datang ke sana untuk berspekulasi tentang fungsi sebenarnya dari situs ini. Salah satu petunjuk yang bisa digunakan adalah legenda Ratu Boko (The Disappearing King) yang menaungi tempat tersebut. BERIKUT INI LAPORAN DR.Zaenal Arifinn, SS, SH, M.PdI. Citizen Jurnalis
Seorang arkeolog Belanda bernama N.J. Chrome mencoba untuk menemukan kebenaran mengenai Legenda Ratu Boko yang terkenal, mencari tahu apakah ceritanya terinspirasi oleh kerajaan kehidupan nyata. Krom menulis berdasar sebuah prasasti bernama Nagari yang digunakan oleh keluarga bernama Sailendra yang ditemukan di lokasi istana. Krom juga menulis bahwa reruntuhan Ratu Boko ditemukan di daerah semak dengan dua tambang dimana ada batu yang digunakan untuk membangun candi di dataran rendah.
Beberapa orang ragu jika pernah ada istana yang berdiri di bukit tersebut. Atau dengan kata lain, mereka meragukan kebenaran sejarah dari cerita Ratu Boko. Salah satu argumen utama tentang gagasan tersebut adalah kenyataan bahwa batuan dasar di bawah situs ini adalah batu kapur yang sangat berpori, sehingga air tidak akan bertahan lama di sana. Sebuah istana untuk sebuah kerajaan Mataram pasti memiliki ratusan orang yang tinggal di sana. Pada tahun 1950an, sebelum situs tersebut diakuisisi oleh Republik Indonesia, hanya sedikit keluarga petani yang tinggal di dataran tinggi. Masalah utama yang dihadapi mereka hanyalah satu: kekurangan air.
Tidak mungkin sebuah istana bisa bertahan di lokasi Ratu Boko kecuali jika masyarakatnya membawa air ke atas bukit. Sulit membayangkan hal itu mungkin dilakukan, mengingat dataran tinggi itu sendiri berada pada jarak 100 meter di atas Sungai Opak. Seperti yang bisa kita lihat, masuk akal jika istana kerajaan terbentang antara dataran dan sungai, mungkin di dekat lokasi yang sekarang dikenal dengan nama Watu Gudik.
Meski begitu, ada kemungkinan lain yang menarik: anggapan bahwa lokasi Ratu Boko adalah bagian dari kompleks istana yang luas. Dengan cara ini, kegiatan kerajaan dapat dilakukan di dataran rendah, dan dataran di atas digunakan untuk orang-orang istimewa dan ritual. Legenda Ratu Boko mungkin tidak salah, hanya legenda saja yang tidak lengkap.
Pertanyaan tentang fungsi sebenarnya dari istana Ratu Boko membawa banyak spekulasi lain tentang hal itu. Tidak hanya istana, Ratu Boko juga diduga digunakan sebagai vihara, benteng, hingga tempat meditasi bagi raja-raja di masa lalu. Keberadaan Situs Ratu Boko dengan peninggalan yang tersebar dan reruntuhan bangunan yang belum ditemukan menjadikan misteri yang menarik untuk diteliti.