Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari pernah mendapat Lailatul Qodar. Beliau lalu berdoa, “Ya Allah, berikanlah selalu bumi Kalimantan ini Rahmat Engkau berupa Ulama”.
Beliau kemudian mendapat lailatul qodar lagi dan Beliau berdoa, “Ya Allah, berikanlah hamba keturunan yang Sholeh dan mengamalkan ilmunya hingga hari kiamat”.
Maka Insya Allah seseorang yang mendapat Lailatul Qodar do’anya diijabah/ makbulkan. Maka tidaklah heran keturunan beliau banyak yang menjadi Ulama hingga tak akan habis-habisnya bagaikan air laut yang terus mengalir, sangatlah banyak yang jadi Wali Ulama.
Beliau-beliau ini menyebar tidak hanya di banua Kalimantan tapi juga ke luar negeri menyebar hingga ke seluruh dunia.
KH.Syarwani Abdan Al Banjari atau masyhur dikenal para pencinta beliau sebagai Guru Bangil. Dan Abah Guru di Sekumpul al Alimul Allamah KH Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari yang sangat masyhur dikenal oleh para pencintanya sebagai Guru Sekumpul atau Guru Ijai. Dan banyak lagi ulama-ulama yang lainnya.
Baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat (meninggal dunia) semuanya adalah keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Terbukti sampai sekarang karomahnya mendapat lailatul qodar itu benar.
Sebab itulah, kenapa bumi Kalimantan itu diberi Rahmat Allah berupa Ulama, sangat banyak para Alim Ulama di tempat itu karena bumi Kalimantan ini pernah dido’akan oleh Ulama Besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari semasa beliau mendapat Lailatul Qodar.
Sangat beruntung kita bagi orang yang tinggal di banua Kalimantan, sebab dapat do’a khusus dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu Palampayan).
Nama Syekh Muhammad Arsyad al Banjari (Datu Palampayan) sebenarnya adalah Sayyid Ja’far Shodiq Al Aydrus.
Muhammad Arsyad adalah nama saat beliau tumbuh di tanah Banjar.
Pada masa itu apabila ada Habib, maka penjajah tidak suka dan menculik mereka, bahkan dengan nama berbau Habib pun mereka tidak suka. Akhirnya ayah beliau, Abdullah, menukar namanya dengan nama Muhammad Arsyad karena nama ini identik dengan nama orang Banjar yang beragama Islam.
Abah Guru Sekumpul menjelaskan tentang Nasab Datu nya Syekh Arsyad Al Banjari.
Syekh Muhammad Arsyad (Ja’far Shodiq) bin Abdullah bin Abu Bakar bin Ahmad Asholaibiyah bin Husein bin Abdullah bin Syekh bin Abdullah Alaydrus bin Abu bakar Assakran bin Abdurahman Asseqaf Wa Ba’ad Ibni Sayyidina Ali Ibni Abi Tholib wa Fathimah al Zahra bin Sayyidul Wujud Sayyidina MUHAMMAD SAW.
Syekh Muhammad Samman pendiri tarekat Sammaniyah. Selepas Beliau wafat maka maqom Quthbul berpindah kepada Syekh Muhammad Arsyad lalu ke bawah lagi hingga kepada Syekh Sekumpul.
Syekh Muhammad Arsyad dan Tuan Guru Sekumpul juga mursyid kepada Tarekat Sammaniyah, dalam silsilah sanad tarekat hingga ke Syekh Samman terdapat nama mereka sebagai Mursyid.
Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki ditanya oleh Habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith Madinah,
“Ya Habib, berdiri pada maqom apa Syekh Sekumpul?”
Beliau menjawab,
“Syekh Sekumpul adalah Quthbul Ghoust..”
Habib Abu Bakar bin Hasan Al Athos, murid awal Sayyid Muhammad Almaliki mengatakan, Syekh Sekumpul adalah Quthbul Aulia.
Itu maqom tertinggi dalam pangkat kewalian.
Sama seperti Quthbul Aqthob. 100 tahun sekali barulah muncul di bumi. Bahkan Syekh Sekumpul dikatakan adalah Quthbul Akwan (hanya muncul 200 tahun sekali). Sebelumnya yg menduduki maqom ini adalah Syekh Muhammad Samman Al Madani Alhasani (guru daripada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari).
Quthbul Ghoust bisa saja diduduki di setiap masa. Tapi Aqthob dan akwan tu terbatas. Ada yg menyebut Syekh Sekumpul menduduki ketiga maqom itu sekaligus (Ghoust, Aqthob dan akwan)
Quthbul Aqthob sebelum ini diduduki Alhabib Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi, pengarang maulid Simthudduror.
Habib Abu Bakar punya ribuan murid di Makassar. Sehingga datang perintah dari Hadhroh Rosulullah SAW untuk hijrah ke Banjar, tepatnya di Martapura untuk mendampingi Syekh Sekumpul. Dan akhirnya beliau beberapa tahun tinggal di sana.
Saat Syekh Sekumpul wafat, beliau hijrah ke Depok, Jawa Barat hingga sekarang.
Pangkat dan kemulyaan dari Abah guru Sekumpul:
Dalam manaqib Abah Guru Sekumpul yang dikarang oleh Guru Hudhari bahwa Abah Guru menempati derajat Wali Qutub dan ‘Arif billah menjalani suluk selama 30 tahun.
Memang Qutub di zaman itu dipegang oleh Habib Abdul Qodir bin Ahmad Asseghaf di Jeddah. Tapi Abah Guru memiliki Kerajaan sendiri di bawah naungan Datu beliau, yaitu Datu Arsyad Kalampayan dan Syaikh Semman Almadani.
Ketika Abah Guru berumur 7 tahun sudah meghafal Al Qu-ran, sudah bermimpi Rasulullah saw dan pada saat umur 10 tahun sudah menghafal kitab Jalalain dan bertemu Rasulullah saw secara langsung dalam keadaan jaga saat di rumah Guru Zainal Ilmi Dalam Pagar. Dalam usia kurang lebih 10 tahun juga sudah mendapat khususiyah dan anugerah dari Allah SWT berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa yang ada di dalam atau yang terdinding.
Salah satu yang diajarkan Guru Zainal Ilmi kepada Abah Guru Sekumpul adalah masalah ruh, karena Guru Zainal Ilmi berpangkat Kutubur Ruh dan Wali Abdal. Umur 20 tahun Abah Guru mulai menjalani suluk sampai berumur 50 tahun dengan jalan Nur Muhammad yang diajarkan Datu Muhammad Gadung.
Dengan menjalani suluk selama 30 tahun, Abah Guru Sekumpul sangat banyak mendapatkan ilmu, sehingga beliau sangat kenal dan dekat dengan Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka dari itu beliau bergelar al ‘Arif billah sebanyak 48 macam thoriqot dikuasai beliau dan semuanya washil atau bersambung ke Rasulullah SAW sama dengan thoriqot yang dikuasai tuan guru Sya’rani Arif.
Salah satunya adalah thoriqot Sammaniyyah.
Guru Hudhari juga menuliskan di manaqib ini bahwa dibelakang bahu Abah Guru ada tanda huruf Mim, menandakan nama Muhammad yang artinya Khalifah Datu Arsyad Kalampayan yg menandakan sama derajat Wali Qutub dengan datu beliau.
Ini sebahagian manaqib Abah Guru Sekumpul yang dikarang oleh Guru Hudhari Al-banjari yang manaqibnya berbahasa Arab. Subhanallah…
Antara Karomah kemuliaan Tuan Guru Sekumpul Haulnya paling terbanyak di dunia, jutaan orang membanjiri Kota Sekumpul Banjarmasin Matapura.
Haul Wali Qutub Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yabg diberi gelaran Tuan Guru Sekumpul atau Tuan Guru Ijai keturunan dari Datuk Kelampayan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari Al Aydrus penuh sesak membanjiri berkumpul di Sekumpul Martapura dari berbagai pelosok Nusantara dan Negara.
Ada yang datang dari Mekkah, Sudan, China, Australia dan bermacam-macam tempat lagi.
Jalanan kiri kanan depan belakang penuh sesak oleh jutaan orang bukan oleh kereta motor tetapi orang, ratusan kilometer dari Sekumpul Martapura hingga Muara Tapus Hulu Sungai Utara penuh di banjiri orang.
Sedangkan setiap pengajiannya seminggu 2 kali Sekumpul dihadiri orang paling sedikit pun 30 ribu orang, itu baru pengajiannya seminggu 2 kali.
Berkata Al Habib Umar Al Hafidz, “Setiap pengajian Guru Sekumpul, langit Arasy’ bergemuruh, para Malaikat hadir untuk mengambil berkahnya”.
Habib Ahmad Assegaf pernah berkata”SIR dan MADAD Tareem berpindah ke Sekumpul”.
Berkat Rasulullah saw, berkat Wali-waliyullah
Mudah-mudahan kita semua mendapat Rahmat NYA, bisa berhadir di Haulan Abah Guru Sekumpul ke-15 .
ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻣﻴﻦ ﻳﺎ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﷺ
Gus Iim jurnalis cutizen