Menjawab Kegundahan Albert Einstein

بسم ﷲ
*MENJAWAB KEGUNDAHAN ALBERT EINSTEIN*

Ada tiga point penting pada statement Albert Einstein *”GOD DOES NOT PLAY DICE”, Tuhan tidak bermain dadu* yakni 1. Percaya dengan Keberadaan Tuhan, 2. Tuhan Mengatur atas ciptaanNya, dan 3. Belum tahu tujuan Tuhan atas Ciptaan dan Pengaturan ini semua. Perihal yang menarik adalah apa jawaban poin 3, yang ilmuwan sebesar Tokoh teory relativitas saja belum tahu.

Point pertama meyakinkan bahwa ilmuwan kontemporer jelas percaya atas keberadaan Tuhan sebagai Pencipta alam semesta. Hal ini jelas menutup lembaran kehidupan ilmuwan yang berAqidah ATEIS dengan jargon kekinian *Tuhan telah mati* atau semisalnya. Kepercayaan ateis yakni percaya tidak adanya tuhan adalah keterbelakangan hidup dalam dunia ilmiah. Hal ini berarti orang hidup berada dalam era jahiliyah atau kebodohan dengan kata lain hidup tanpa ilmu. Sekali lagi era ini sudah kita tinggalkan. Jadi apabila konsep ketuhanan suatu Komunitas itu adalah Ateis, maka berarti kembali ke jaman jahiliyah.

Point kedua adalah Albert Einstein menyatakan bahwa Tuhan *mengatur* semua ciptaan di alam semesta ini serta bersungguh-sungguh tidak gambling. Hal ini membantah fisikawan di zamannya Neil Bohr yang menyatakan bahwa gerakan atom dalam fisika inti itu bersifat acak. Kemudian memberikan pengertian lanjut hahwa gerakan yang acak itu tanpa ada keteraturan dan tanpa ada yang mengatur. Di sini muncul pengertian lanjut bahwa Tuhan tidak mengatur terhadap ciptaannya. Termin Einstein dengan kata DOES NOT PLAY yang artinya tidak bermain, ini memberikan bantaan telak terhadap keraguhan Neil Bohr tentang keteraturan semua ciptaan termasuk gerak atom yang sekilas bergerak acak. Hal itu sesungguhnya bila didetailkan memiliki keteraturan sehingga muncul klasifikasi atau derajat keteraturan.

Point tiga memberikan ilustrasi bahwa ilmuwan sekaliber Albert Einstein belum tahu apa tujuan Tuhan menciptakan dan mengatur alam seisinya ini? Menggunakan kalimat tidak bermain dadu adalah sebuah ekspresi keputus asa’an dalam kesulitan mencari tujuan Tuhan berkreasi di alam semesta ini. Tuhan menentukan *permainan* hidup ini diyakini pasti punya tujuan. Tetapi betapa tidak akan ketemu sebab teramat sangat sulit dicari jawabnya meskipun oleh si otak jenius Einstein.
Ada siklus biologi yang tidak mungkin terlepas dari pencipta dan pengatur. Ada sistem orbit benda angkasa yang juga tidak mungkin lepas kontrol sedetikpun oleh pencipta dan pengatur. Ada sistem jaringan tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya yang bisa bekerja begitu rapi, yang juga tidak mungkin lepas kontrol dan perhatian dari pencipta dan pengatur. Semua ini membuat otak sejenius Einstein tidak/belum mampu menjawab apa tujuan Tuhan dalam semua hal tersebut.

Ilustrasi sederhana bahwa semua ciptaan pasti penciptanya memiliki tujuan. Apabila kita analogkan/qiyaskan suatu produk tertentu pasti dikehendaki pabrik dengan tujuan tertentu. Ketika kita menelaah produk mibil sudah barang tentu pabrik mobil memiliki tujuan tentang manfaat dan penggunaan mobil tersebut.
Kita hanya mungkin mengerti apa tujuan keberadaan mobil dari pabriknya bukan dari mobil.
Analogi ini jelas bahwa kita hanya akan mendapatkan informasi tentang tujuan penciptaan alam semesta dan isinya hanya dari pencipta yakni Tuhan.
Sejenius apapun manusia tidak akan mampu berfikir tentang tujuan ciptaan ini. Di sini manusia beragama perlu informasi dari Tuhan yakni doktrin. Doktrin dalam al-qur’an jelas terstate bahwa tujuan diciptakan jin dan manusia adalah utk beribadah.
وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون
*Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah* (QS; At-thur:56)

Potongan ayat ini menjadi jawaban mutlak terhadap ketidak tahuan atau Kegundahan Einstein tentang tujuan Tuhan menciptakan ciptaan seperti kita ini.
Alhasil, orang sepintar apapun harus juga beribadah seperti mobil sebagus apapun harus mau dikendarai sebab sebagai perwujudan tujuan pabrik mobil.

Semoga manfaat dan barokah aamiin.
Ngapunten suwun

Mustain,

T.Kelautan ITS, Kamis 21 Maret 2019

Koresponden MM.com