SEMERBAK harum bunga begitu terasa saat memasuki bangunan makan Syekh Muhammad Ali Junaidi Al Banjari yang terletak di Jalan Pulau Derawan, Tanjung Redeb, Berau.
Syekh Muhammad Ali Junaidi Al-Banjari merupakan keturunan keempat dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Syekh kelahiran Martapura, Kalimantan Selatan, tahun 1285 Hijriah atau 1864 Masehi.
Syeikh Ali Junaidi menjadi salah seorang penyebar agama Islam di Bumi Batiwakkal. Sebelum menjadi guru agama di Berau, Syeikh Ali Junaidi sempat belajar di Makkah sekitar 30 tahun. Selama di Makkah, Syeikh Ali Junaidi belajar kepada beberapa ulama besar di sana. Sehingga, banyak mendapatkan ilmu, terutama dalam bidang hukum. Syekh Ali Junaidi juga sangat menguasai ilmu fikih, tauhid maupun tashauf.
Karena lama di Makkah, budaya Arab juga mewarnai kehidupan Syeikh Ali Junaidi, baik dalam menuntut ilmu maupun bermasyarakat. Syeikh Ali Junaidi juga menikah dengan wanita Arab dan memiliki satu orang anak bernama Hasan. Hasan juga dikenal dengan nama Hasan Jawi dan Hasan Junai Banjar. Syekh Hasan Junai pada sekitar 1947, pernah menjadi muadzin di Masjidil Haram.
“Setelah 30 tahun di Makkah, beliau pulang ke Banjar, kemudian mengemban misi dakwah ke Sarawak, Malaysia. Beliau pergi ke Sarawak bersama keponakan sepupunya Ismail Khathib,” tutur H Kafrawi yang merupakan cucu Syekh Muhammad Ali Junaidi saat ditemui di kediamannya, Jalan Mawar, Tanjung Redeb.
Selama di Sarawak, tepatnya di Mukah Sarawak, Syeikh Ali Junaidi kemudian kembali ke Banjar sebelum akhirnya berdakwah ke Berau. Saat menjadi guru agama di Berau, Syeikh Ali Junaidi juga menikah dengan perempuan pribumi dan mempunyai beberapa keturunan. Di antaranya Muhammad Asy’ Ari, Haji Muhammad Yusuf, Muhammad Ja’far, Husin, Mukhtar, dan Antung Barlian.
Selain berdakwah cukup lama di Berau, Syeikh Ali Junaidi juga sempat berdakwah ke Tenggarong, Kutai Kartanegara. Di Tenggarong, Syeikh Ali Junaidi menikah dengan Baiyah Binti Ibrahim, melahirkan Abdul Manaf dan Abdul Manan.
Sebagai penyiar agama Islam, bekas-bekas ajaran Syekh Muhammad Ali Djunaidi Al-Banjari begitu terasa. Ini bisa terlihat dari banyaknya jamaah yang hadir ketika dilaksanakan haul akbar.
Syekh Ali Junaidi yang makamnya berada di Jalan Pulau Derawan yang lebih dikenal dengan Makam Kubah, pernah menjabat sebagai Tuan Kadi. Tuan Kadi merupakan jabatan seseorang yang bertugas dengan menegakkan hukum-hukum Islam di zaman pemerintahan Belanda. Selain itu, Syekh Ali Junaidi juga bertugas sebagai penghulu. “Tugas sebagai penghulu ini juga diemban oleh ayah saya,”
*Sedikit kisah dari kumpulan manaqib Syeikh Ali Junaid Berau yg sekitar tahun 2010 Abuya Irsyad Zein (Abu Daudi) memberikan manaqib itu kepada saya aby syana alhamdulillah takqir menyampaikan saya berziarah..
( Aby Syana ) Gus Iim Jurnalis Citizen