Istana Romawi di Selat Bosphorus Yang Kini Berubah Namanya Jadi Istambul Turki

 

Selat Bosphorus yang memisahkan Turki 93 persen masuk Asia dan 7 persen masuk Eropa merupakan saksi sejarah kesuksesan Sultan Muhammad Al Fatih alias Sultan Mehmet II menaklukan konstatinopel. Delapan ratus tahun semenjak disabdakan oleh Nabi saw. Berikut ini laporan dari Mohammad Faruq Asrori Jurnalis Citizen menaramadinah,com dari Turki.

Dari Abu Qubail, ia berkata: Ketika kami sedang bersama Abdullah bin Amr bin al ‘Ash, dia ditanya: “Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?”
Abdullah bin Amr meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab.
Abdullah bin Amr berkata: “Ketika kami sedang menulis di sekitar Rasulullah Saw, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah?”
Rasulullah Saw menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel. Hadits Riwayat Imam Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan Al-Hakim.
Hadits ini disahihkan oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi. Syaikh Al Albani menyatakan hadits ini sahih.
Ada dua kota yang disebut dalam hadits di atas.
Pertama, Konstantinopel
Konstantinopel adalah kota yang saat ini dikenal dengan Istambul, ibukota Turki. Dulunya berada di bawah kekuasaan Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks.
Pada tahun 857 H / 1453 M, kota dengan benteng legendaris tak tertembus ini akhirnya runtuh di tangan pasukan Islam yang dipimpin Muhammad Al-Fatih, Sultan ke-7 Turki Utsmani.
Sultan Muhammad Al Fatih membawa 70 kapal pasukan melalui Selat Bosphorus, dan berhasil melewati rantai-rantai besi yang sengaja dipasang melintang di selat tersebut.