Mengucapkan Duka Yang Mendalam Kepada almarhum KH. Sholahudin Wakhid

Innaa lillahi wainnaa illahi raaji’un

Semoga Allah SWT menempatkan arwah almarhum Gus Sholah di surga Jannatun Na’im..Aamiin Ya Mujiibass saailiin.

Bangsa Indonesia sangat kehilangan salah seorang putera terbaiknya

Gus Sholah adalah sosok Guru Bangsa, serta orang Sholeh.

KH Sholahudin Wahid yang baru berpulang ke Rahmatullah Ahad malam tanggal 02-02-2020, di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta adalah seorang ulama pemikir, terpelajar dan yangg berakhlaq mulia.
Beliau berasal dari
keturunan “darah biru” /ningrat kaum Nahdliyyin di negeri ini. Kakeknya adalah Hadratul Syeh KH Hasyim As’ari, ulama besar dan kharismatik pendiri NU, pejuang dan pahlawan yg gigih menegakkan kemerdekaan RI, dan memiliki andil besar dalam melawan dan mengusir penjajahan Belanda di tanah air Indonesia dengan Fatwa Jihad nya yang heroik , sehingga akhirnya mendapat pengakuan politik dan melahirkan Hari Santri Nasional di era Presiden RI Jokowi-JK.

Sedangkan ayahnya, KH Wahid Hasyim, adalah ulama besar dan pejuang nasional yang gigih serta ikut terlibat aktif dalam proses pendirian NKRI, uduk di PPKI dan Panitia 9 perumus Piagam Jakarta/ yang mewarnai isi Pembukaan UUD 1945 dan ideologi negara/falsafah bangsa: Pancasila, juga pernah menjadi Menteri Agama RI pertama. Adapun kakak kandungnya KH Abdur Rahman Wahid, Ketum PB NU adalah Presiden RI keempat, di era reformasi menggantikan Presiden Prof.Dr.BJ Habibie. Almarhum Gus Sholah berasal dari keluarga hebat.

Walaupun Almarhum Ir.KH.Sholahudin Wahid berasal dari keluarga bangsawan dan pahlawan bangsa yang luar biasa, tetapi Beliau tetap konsisten sebagai seorang yang hidup sederhana (tidak hedonist), jujur dan hidup bersih (memiliki integritas yag tinggi), mencintai pendidikan ummat terutama santri dan pasantren, nasionalis sejati (berkomitmen tinggi merawat NKRI dan kesetiaan terhadap Pancasila), dekat dengan ummat dan tetap istiqomah dalam memperjuangkan kemajuan dan kesejahteraan ummat dan bangsa, tokoh panutan tempat bertanya dan perekat ummat. Alm Gus Sholah juga seorang teknokrat (Insinyur), berkeahlian teknik, dan cendekiawan muslim sejati (aktif di ormas ICMI sebagai penasehat), insan yg selalu berpikir, seperti yg tampak dari tulisan-tulisannya di media massa. Tulisan terakhirnya saya baca di harian Kompas, Senin 27-01-2020 (halaman 7: Opini). Artikelnya berjudul “Refleksi 94 Tahun NU”. Sangat menarik isi artikel ini, mencerahkan, kritis dan analitik terhadap kondisi ummat dan bangsa, terutama berkenaan dengan nasib dan masa depan warga Nahdliyyin. Pemikiran kritis dan konstruktif seperti ini amat langka kita temukan belakangan ini dalam wacana publik padahal kondisi bangsa dan negara saat ini membutuhkan sekali masukan-masukan pemikiran yang cerdas dan konstruktif dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman (multi krisis) di era milenial yangg cenderung bersifat destruktif di masa kini dan masa mendatang.

Bangsa Indonesia berduka, tak terkecuali sahabat saya Bang Idris Zaini, alumni IPB, mantan aktifis PB HMI periode 1981-1986, mantan anggota DPD RI utusan dari Kepulauan Riau. Demikian juuga Tom Mas’udi yang pernah aktif di PII Kediri dan HMI Jember, pengurus Dewan Dakwah Jawa Timur. (Keduanya sempat punya kenangan berfoto dengan Gus Sholah).

Selamat jalan Guru Bangsa dan tokoh panutan menuju Surga Nya. Berbahagialah untuk menghadap Al Khalik, Tuhanmu yang telah menciptakan dan memiliki segala makhluk di langit dan bumi ini dengan segala isinya.

Insya Allah almarhum Almukkarram KH Sholahuddin Wahid di akhir hayatnya dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin.

Penulis:
Dr.H.Apendi Arsyad (Sekretaris Wanhat KAHMI Daerah Bogor dan Wakil Ketua MPW ICMI Orwilsus Bogor)