Sulawesi,MenaraMadinah.Com-Letaknya di antara Kota Pinrang dan Polmas . Ditempuh melalui jalan darat, setelah melewati kota Pinrang dilanjutkan menuju Desa Bunyi , pas di lampu merah belok kanan arah desa Rajang sekira 6 Km. Jalanan mulai menanjak sampai ketemu titik Awal Kampung Maung . Sedikit berkelok melingkar bukit dan beberapa menit kemudian sampailah pada sebuah kampung. Kampung diatas Bukit dan dikelilingi gunung Gunung, itulah Kampung Maung.
Tak banyak orang tau , biar orang Sulawesi Selatan tentang kampung itu. Sebab posisinya yang tersembunyi diatas bukti dibalik gunung. Sepanjang jalan menuju kelokasi kampung itupun tertutupi hutan liar tanaman jati putih dan tumbuhan perdu. Selebihnya hutan pohon jambu mente yg belakangan ditanam oleh penduduk.
Kampung Maung, menurut kisahnya dulu sebagai tempat persembunyian para gerombolan. Entah gerombolan apa maksudnya. Sumber media ini tak menjelaskan lebih lanjut. Mungkin gerombolan Pemberontakan Kahar Muzakjar yang dimaksud tokoh muda tersebut.
Kampung Maung saat ini dihuni hampir 100an KK, bersebelahan dengan lokasi Trans Maung yang 2 tahun lalu dihuni 115an KK namun saat ini lokasi Trans itu kosong kembali tanpa penghuni. Warga trans dari Jawa satu persatu pergi meninggalkan lokasi setelah jatah hidupnya dari pemerintah habis. Mungkin karena lokasinya teramat terpencil sehingga warga trans merasa kesulitan akses mendapatkan pasar atas hasil panen sayur nya dari tanah garapan jatah trans tersebut. Kini lahan yang sudah bersertifikat pembagian dari Kementrian Transmigrasi tersebut banyak yang dialih tangankan, walau aturan tak membolehkan. Tak juga bisa dibalik namakan ke orang lain.
Warga Merantau.
Penduduk Kampung Maung sendiri kini banyak yang merantau, ke pulau Kalimantan bahkan masuk ke negeri Jiran Malaysia. Rata rata bekerja disektor perkebunan sawit , sebagian tukang bamgungan di lokasi perkebunan.Belum.banyak sarjana di kampung ini, bisa dihitung dengan jari. Salah seorang guru sekolah dasar di kampung itu, Safri SPd sempat menuturkan pada awak media ini. Ini kampung terasa masih terisolir sekali di zaman kemerdekaan ini, sinyal seluler pun tak ada. Kami harus turun ke Bungi dulu baru bisa gunakan hp”, kata guru olahraga ini.
Mata Air Alami.
Maung adalah kampung terpencil, terisolir di atas bukit dibayangi gunung ” di belahan bumi Sulawesi tepatnya didaerah perbatasan Kab Pinrang dan Kaabupaten Enrekang. Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Selatan perlu memperhatikan daerah terisolir serupa ini.
Apalagi jika mempertimbangkan , kampung ini cukup pontensi dalam menghasilkan tanaman kayu jati putih yang tumbuh secara liar alami. Belum lagi kesuburan tanahnya, walau dilereng bukit, ternyata suburnya luar biasa setelah ditanami sayur mayur dan jagung manis nyaris tanpa pupuk susah bisa panen, karena haranya tinggi. Disini iklim alamnya lain, sering gerimis hujan sedikit berkabut salju diatas gunung.
Beda dengan di kota Pinrang, panas di Pinrang seringkali hujan lebat di kampung Maung.
Di daerah ini juga banyak sekali lokasi yang berpotensienjadi destinasi wisata, seperti mata air dan air terjun alami.
Masyarakatnya pun hingga kini masih memgandalkan air dari gunung. Hanya saja bila hujan deras diatas gunung, air sungai menjadi keruh , pipa air yang tersalur ke rumah penduduk tersumbat lumpur. Jika tak ada hujan, justru air jernih pegunungan mengaliri sungai” dan tersalur ke rumah rumah penduduk.
Akses Jalan dari Desa Bungi ke Desa Rajang sudah lumayan bagus. Hanya dari Jalur Rajang menuju Kampung Maung ini masih liar, jalanan bebatuan alam, belum tersentuh aspal . Lumayan jaringan listrik PLN sudah masuk sekira tahun 2010an.
Pak Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Nurdin Abdullah, ini wargamu Kampung Maung Kabupaten Pinrang memanggil.
( Samsul Hadi/MenaraMadinah.Com)