Tradisi Ngopi Menjamurnya Warkop

Tradisi Ngopi dan Menjamurnya Warkop

Kopi dan Politik itu selalu lengket. Di warung kopi, minuman kopi dengan varian yang luas selalu menjadi teman sejati orang-orang yang asyik berbincang soal sikon politik kekinian. Di warung-warung kopi tradisional, kopi dengan variannya sederhana juga selalu menjadi kawan akrab penikmatnya dalam bicara dan berargumen soal politik, sejak politik lokal hingga nasional, bahkan internasional.

Di Warkop kelas menengah yang tersebar membanjiri kota-kota, kopi telah menjadi “prasyarat” untuk memasuki arena diskusi dalam rangka memahami dan mengembangkan “ideologi” politik tertentu. Maka, Warkop angkringan pun berkembang biak bak jamur di musim hujan. Tentu saja, bukan hanya politik yang menjadi sasaran energi yang keluar dari secangkir kopi, bisa juga sepak bola, lagu-lagu baru, bahkan tugas-tugas kampus. Tapi, isu-isu politik memang agak spesial hubungannya dengan kopi. Pilpres, Pileg, bahkan terang-terangan telah menjadikan kopi sebagai “alat politik”.

Pertanyaannya, apa sih sebenarnya manfaat kopi? Untuk mendapatkan jawabannya dari sisi kesehatan cari saja di google (jangan lupa, biar efektif konsumsinya, cari juga sisi minor alias efek sampingnya ya). Tetapi, ada cara lain yang menurut saya asyik untuk mencermati manfaat kopi.

Gagasan baik bermula dari kopi yang dahsyat. Banyak orang yang secara tidak sadar lebih bergairah atau meningkat mood-nya ketika meminum kopi. Kopi konon berkorelasi kuat pada kebahagiaan. Tak heran, kalau kopi yang maknyus lalu mampu memicu gagasan cemerlang.

Tapi kopi dulu, dong. Maknanya kira-kira jangan dulu bicara lain-lain,Sebelum ngopi.Kalau nggak ada kopi ya jangan berharap diskusi lancar mengalir dan suasana rileks terjaga. Kopi yang maknyus bukan saja memicu kelancaran diskusi dan menjaga diri tetap rileks, tetapi juga mendorong kita melakukan kebaikan, “Drink Coffee and Do Good”. Minum kopi, dan lakukan kebaikan.

Kopi mampu meredakan sikap perilaku yang grasa-grusu . Bawaan kopi memang menenangkan, menentramkan, mampu menghilangkan stress dan depresi. Kopi juga merupakan teman santai dan kerja terbaik.

Ini berefek mata rantai, dan berdampak pada ekspansi silaturahim yang akrab. Nyatanya memang dari sajian kopi kerumunan terbentuk, kerjasama berjalan, obrolan-obrolan politik berkembang. Bahkan, lebih dari sebatas perbincangan, lebih dahsyat lagi adalah, berkat kopi deal-deal politik tingkat desa hingga tingkat negara terjadi.***

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com