Ini Negeri Ngeri, Ya Upeti Ya Korupsi

Oleh:Fery Is Mirza DM.

Catatan Pinggir Sore, Kamis 12 Jumadil awal 1441 H / 9 Jan 20020, *fim@abatrain-gmbpstur.

M.EGAWALI tahun masehi 2020 yang baru berjalan beberapa hari ini, bumi NKRI diwarnai berbagai trage

Banjir di ibukota dan daerah-daerah lain. Terkuaknya kasus raibnya uang premi nasabah AJR 13,7 triliun. Dan ter-OTT-nya bupati Sidoarjo Saiful Ilah serta Wahyu S Komisoner KPU Pusat.

Semakin panjang usia kemerdekaan RI dari 1945 makin panjang pula kisah carut marut yang mewarnai perjalannya. Terlebih khusus selama sewindu ini.

Memang ada beberapa torehan prestasi oleh anak negeri. Namun, itu terdelete seketika tatkala Reynhard Sinaga mencorengnya dengan kasus predator dunia dalam kasus permerkosaan sejenis di Manchester. Bikin dunia heboh…

Dari dalam negeri, bak jadi tradisi dan biasa sekali ada korupsi. Pelakunya ? Tahu sendirilah. Yang pasti mereka seperti pedagang dan pembeli. Ada uang ada barang. Serba transaksional…

*Ini Negeri Ngeri, ya Upeti ya Korupsi.* Untuk pergantian antar waktu anggota dewan pun ‘wajib’ ada upeti. Terbukti, Wahyu S si komisioner KPU Pusat di-OTT oleh KPK ditenggarai jualan pengaruh ke PDI agar antar waktu anggota DPRI dari FPDIP prosesnya lancar mulus. Karena itu Wahyu mau terima fulus.

Begitu pula Saiful Ilah yang 20 tahun jadi pejabat di Kabupaten Sidoarjo –dua priode jadi Wabup, dua priode di kursi Bupati– masih tak bosan mengisi pundi pundi korupsi. Sampai dihentikan ketamakkannya oleh OTT KPK. Kebiasaan Saiful Ilah minta upeti ini terkait semua proyek.

Lalu, apa lagi yang bakal terjadi ? Wallahualam bissawab…. *(fim=ferryismirza)*
[9/1 16:24] +62 888-0811-8428: Awakmu nek ngono nek nyang malang ojok lewat tol yo, luwih murah