Muslim Minus Plus

oleh: Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag
Tausia dan Doa Memulai Kerja Tahun 2020 di Kota Surabaya.

Sebelum saya berceramah, saya dengarkan pesan-pesan ibu Walikota:
1. jangan ada satupun bencana alam atau bencana apapun selama tahun 2020 tanpa kehadiran cepat Linmas Pemkot untuk mengatasinya. Maka, sepanjang tahun 2020, semua alat monitor dan warning system tidak boleh off sekalipun hanya sedetik.
2. Pada tahun terakhir jabatan saya, saya mengajak saudara-saudara syukur dan bangga bahwa kita bisa mengalahkan negara maju dengan dana dan teknogi yang canggih. Buktinya, tanah longsor di jantung kota bisa kita selesaikan lebih cepat dari perhitungan para pakar. “Rahasianya? Teman-teman siang malam berada di tempat dan serius menyelesaikannya. Saya pun, kaki saya sedang sakit, tak bisa jalan juga ikut standby di sana. Itu kunci sukses kita: all out dan kerjasama.

Setelah itu, saya menyampaikan ceramah singkat sebagai berikut. Ada empat tipe manusia:
1. plus plus: hidup tanpa dosa. Hanya para nabi yang masuk dalam tipe ini.
2. plus minus: dulu orang baik, lalu sekarang rusak karena godaan harta, wanita dan tahta. Inilah manusia su-ul khatimah. Semoga hadirin tidak termasuk tipe ini.
3. minus minus: sejak dulu sampai sekarang tidak berubah kejelekannya, tak mempan nasihat dan hukuman. Orang ini dalam bahasa Belanda disebut “Ndableg” Semoga orang tipe ini berubah tahun 2020 ini.
4. minus plus: dulu rusak, sekarang tobat dan jadi orang baik. Inilah manusia husnul khatimah. “Bapak-bapak, lebih suka yang mana, mantan pelacur atau mantan muslimat?” tanya saya. “Gerrrrr” Untuk ibu-ibu saya tanya, “Pilih yang mana, mantan bajingan atau mantan pria beriman?” “Gerrrr“ sahut mereka. Benar bapak ibu. Mantan muslimat berarti dulu wanita baik-baik, lalu sekarang rusak. Mantan pelacur, berarti dulu rusak, sekarang tobat dan menjadi wanita sholeh.”

Kita berdoa, semoga pada tahun 2020 kebaikan dan prestasi kita semakin plus.

Sebagai penutup, ikuti kata-kata saya: “Hidup masih koma, belum titik. Tahun 2019, saya memang belum terlalu baik. Itu tahun lalu kan pak! Tahun 2020 ini saya akan berubah menjadi lebih baik dan jauh lebih prestasi. Hidup masih koma, belum titik.”

Dalam perjalanan pulang, di depan wanita anggun dan tegap pasukan satpol PP, seorang pria merangkul saya, “Prof, yang bapak sebut tadi itu menusuk saya pak. Saya akan tobat sungguh pak.” “Sama pak. Kita semua bukan orang baik, hanya penampilannya saja yang oke,” jawab saya sambil memasuki mobil kembali ke kampus UINSA.
(Surabaya, 2-1-2020)