Naga Giri
( ular Naga Bermahkota Raja Jawa)
Ikon kota Gresik yg mulai Rapuh & Memudar.
Naga sebagai lambang kekuatan dan martabat; sementara masyarakat biasa menganggapnya sebagai lambang moral yang baik dan kekuatan.
Sekaligus simbol budaya Adi luhung untuk melawan Egoisme dan keserakahan Duniawi untuk mencapai kemuliaan dihadapan TuhanNya.
Wujud Budaya adiluhung bangsa adalah mengedepankan gotong royong, diskusi dan musyawarah, serta rela hati membantu kini mulai hilang.
Naga Giri didepan saya saat ini berupa Ukiran Kayu berbentuk Ular Naga yg bermahkota Raja jawa dgn berciri khusus bibir atasnya lebih panjang dari bibir bawah ( seperti mulut Angsa/ Banyak)di Depan Pintu Cungkup Makam Sunan Prapen
Desa kelangonan Gresik jawa timur.
Sayangnya Simbol simbol Naga giri banyak yg tidak faham atas Filosofi /makna yg didalamnya Tersirat jiwa manah penuh kesucian hati Untuk meningkatkan energy spiritual positif bagi Umat Manusia.
Berikut filosofi Naga Giri.
1- Mahkota diatas kepala sang Naga merupakan lambang Pelindung ,
kekuasaan, legitimasi, keabadian, kejayaan, kemakmuran,dan pengayom Masyarakat untuk bekal kehidupan setelah kematian bagi pemakainya
2- Berkalung “Barong Bali” di leher ular Naga adalah Lambang kesucian kebaikan,kebajikan dan kemenangan melawan kejahatan dgn tujuan mencapai jiwa SURODIRO JOYONINGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI”
Semua Keberanian, Kekuatan, Kejayaan, dan Kemewahan yang ada di dalam diri manusia akan dapat dikalahkan oleh Kebijaksanaan, Kasih Sayang, dan Kebaikan yang ada di sisi lain dari manusia itu sendiri.
3- Ular Naga Adalah Lambang air dan kesuburan yg diartikan seorang raja harus mempunyai sifat Air
Yang dapat memberikan kesejukan, pencerahan, kedamaian untuk mewujudkan Gemah Ripah loh jinawi didaerah kekuasaannya.
(Tenteram dan makmur serta sangat subur tanahnya) dgn bibir bawahnya seperti Hewan Angsa / Banyak agar dapat bermanfaat banyak dan bisa dinikmati Masyarakat Bawah/ Tidak Mampu.
Dengan Adanya Situs cagar budaya ini hendaklah kita sama sama menjaga pelestarian dan perawatannya agar kita bisa mendapatkan Pelajaran Hikmah terbesar kita untuk menjaga hati atas pemurnian dan pembersihannya diri kita masing masing agar mendapatkan keberkahan dan Karomah secara langsung untuk bisa Sabar, sareh ,sumeh,semeleh (menghadapi segala sesuatu kita harus tetap sabar, tenang tetap tersenyum dan pasrah serta Percaya
kepada penyelenggaraan Illahi dalam hidup kita)
“Bagaimana ia menjaga Adab dengan Allah dalam hakikat, sedangkan Adab syariatnya saja tidak dijaga..” kata Sang Naga Giri.
Karena Banyaknya orang yang mendalami ilmu pentetahuan, mampu membaca dan mengenal dalil, kitab-kitab, bahkan memiliki keistemewaan, tetapi banyak pula diantara mereka tidak bersih hatinya, tidak ikhlas dalam ubudiyahnya..
#Mu’ahadah
#Mujahadah
#Muraqabah
#Muhasabah
#Mu’aqabah
Wallahu a’lam,
Bye wong Edan
( Eling Dzat Pangeran)