Oleh: Singgih Sutoyo
Pemred Majalah Acces.
Jangan tersandera dengan status pengurus. Kita sering melihat bila pengurus tidak gerak yang lain juga tidak gerak. Sikon seperti ini pernah terjadi di kepengurusan Kauje di Jkt.
Semuanya macet tidak ada kegiatan bertahun tahun tanpa agenda kegiatan karena pengurus tidak aktif. Bebeapa tmn ulumni menginisiasi bikin pertemuan rutin coffee break ngopi2 bareng asal bisa ketemu sesama alumni untuk tatap muka ngumpul.
Dari situ muncul gagasan bikin kegiatan tanpa harus melibatkan pengurus.Kalau pengurus mendukung syukur kalau tidak mendukung kita jalan terus untuk bikin kegiatan apa saja yang berdampak positip untuk banyak pihak. Kita bikin kegiatan secara mandiri. Kelompok coffe break ini di Jkt beranggotakan 20 orang. Yang paling aktif 10 an orang. Ngopi bareng. Coffee break.
Selanjutnya menggandeng orang2 atau alumni yang tertark dengan kegiatan kita termSuk suport dana. Misalnya di Jkt coffee break menawarkan kegiatan bikin majalah @ccess ke ketua Kauje AMM dengan model tanpa minta anggaran dr kas Kauje. Menggali swadana dr sponsor dan donasi. Ternyata bisa jalan.
Program.kedua bikin buku Tokoh Alumni juga dengan pola nya sama anggaran berasal dr donasi dan sponsor. Bahkan ada tawaran dr mas AMM selaku ketum Kauje apakah program buku perlu subsidi dr kas Kauje, saya jawab gak perlu.
Kita Tim buku mau mandiri secara finansial. gak mau ribet. Kita gali sponsorship dan donasi. Ternytaa kegiatan coffe break berdampak positip ke alumni dan pengurus. Mampu merekatkan antar alumni, bahkan tokoh2 alumni dr pengusaha, pejbat eselon 1 , direktur BUMN, dsb. Lantas kita seering mintan fasitas tempat ke mereka pinjam kantor ubtuk rapat ubtuk coffe break.
Alumni yang punya Kafe seperti.mas Ikhsan Abdullah kerjasama minta tempat dan jamuan untuk ngumpul.tmn2. Mas Bert yang punya villa biru Puncak kita minta fasilitas buat pertemuan tmn2 untuk ngumpul dan diskusi. Jsdi perrtemuan bisa di kafe, di kantor, di vila, di restoran atau dmn aja tmn2 mau.
Belakangan membentuk arisan supaya menambah frekuaensi pertemuan, bisa diskusi, ngibrol melahirkan program. Termasuk munculnya Tegalboto Memanggil atas inisiasi kelompok Coffe Break. Munculnya Munas Kauje atas desakan kelompok coffee break juga.
Biasanya kita bikin framing di medsos group Alumni. Dari situ kita bikin publik opini untuk menggerakkan kegiatan alumni yang berdampak. Belakangan tmn2 menyebut kelompok Romli (Rombongan Liar) karena kami sama.sekali bukan bagian dr struktur pengurus Kauje.