Surabaya-menaramadinah.com-ini sedang viral link berita tentang laporan Asian Development Bank (ADB) yang menyatakan bahwa 22 juta jiwa penduduk Indonesia menderita kelaparan antara tahun 2016 hingga tahun 2018.
Laporan ADB tersebut bertajuk Policies to Support Investment Requirements of Indonesia’s Food and Agriculture Development During 2020-2045. Dalam membuat laporan tersebut, ADB bekerja sama dengan International Food Policy Research Institure (IFPRI).
Terkait hal tersebut, Badan Pertimbangan Organisasi (BPO) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur, Firman Syah Ali, yang akrab disapa Cak Firman angkat bicara .
Menurut Cak Firman, pemerintah perlu segera terapkan modernisasi dan digitalisasi pertanian, sebab di era revolusi industri 4.0 ini, sektor apapun yang tidak mengikuti gerak revolusi akan tertinggal. Apabila pertanian sudah dimodernisir dan didigitalisasikan, maka produktivitas akan meningkat tajam, dan tidak akan ada lagi krisis pangan sebagaimana laporan ADB yang saat ini sedang viral.
Cak Firman menambahkan bahwa Indonesia merupakan negara agraris dan maritim, maka kalau ingin maju tidak boleh mengabaikan kedua sektor tersebut.
“Kemajuan bangsa indonesia jangan hanya diidentikkan dengan industrialisasi sembari mengabaikan sektor agraris. Kemajuan industri Indonesia hendaknya berjalan secara dual track dengan modernisasi dan digitalisasi pertanian, dan kita bungkus dengan istilah pertanian milenial”, pungkas tokoh muda NU yang sedang digadang-gadang sebagai Calon Walikota Surabaya ini.
FSA