KAMI BANGGA MENJALANKAN BID’AH

Oleh :Musthofa Zuhri

Aku tiba tiba diprotes anaku” ayah ini ahlu bid’ah”katanya.

“Masak menjalankan aktifitas keagamaan yg blm pernah dijalankan Nabi Muhammad saw”ujarnya

“Nak, darimana informasi itu?”tanyaku.

“itu dari ceramah yg kudengar barusan dimusholla, disampaikan oleh kakak disamping rumah kita, yg baru lulus SMA” jawabnya.

“Apa itu bid’ah kata si ustadz itu,nak?” tanyaku

“Bid’ah adalah segala aktifitas keagamaan yg tak pernah dan blom terjadi dimasa Rosulullah”jawab anaku.

Kalau begitu” ilmu fiqih, ilmu tafsir, ulumul Hadis dan al qur’an adalah bid’ah dong” tanyaku.

“Lho kok bisa yah”tanya dia balik bertanya.

Bukankah ilmu fiqih , ilmu hadist, tafsir dst, dan bahkan al quran yg kita baca baru di mushafkan stelah rosul wafat, yang sebelumnya tak pernah dibukukan kanjeng Nabi? jadi kita ini sangat berbid’ah ttg kitab suci dan ungkapan “Nabi saw yg terbukukan stelah beliau wafat?,dan kalo kita tak berbid’ah konsep pengetahuan akan agama kita akan mandeg”, karena rujukan kita gak terbukukan”.
dan ayah yakin, kehidupan kitapun akan berhenti diterminal ahir zaman purba, diawal Islam ada, dg onta adalah alat tranportasi, pisau, panah, pedang adalah senjata perang yg tercanggih”
Sementara, pesawat terbang, Hp, bom, dan senjata super canggih lain, itu adalah bid’ah lho nak”!!! Jlentrehku

Bgm dg tahlil, maulid,qunut, mudik dsb?tanya anaku lbh lanjut

“Itu bagian dari budaya yg dihasilkan pmikiran para ulama’, yang diracik dari rujukan al qur’an dan hadist, yang kita kenal dengan Urf, hal hal.yang ma’ruf. Yang tak pernah menyimpang dari rujukan aslinya. Karena Islam hadir bukan untuk menghancurkan budaya yang baik baik ditengah masyarakat. Namun merembeskan nilai, mentransformasikan bukan mendekontruksi.

Ingat indonesia dulu adalah kawasan Hindu yg merata, mengapa skr begitu cepat islam menancapkan taringnya hingga membalikkan keadaan, Hindu jadi minoritas? Tanyaku. Jawabnya sderhana”Islam melakukan pendekatan budaya bukan melulu dogtrin ajaran agama” tandasku dengan bahasa yang entah anaku paham atau tidak.

Toh, dahulu kala, ada yang menghadang bahkan menolak tahlil, namun lambat laun mulai menerima meski ada kata kata “tahlil modern”.

Dan untuk itu, ayah meyakini, orang orang yang berteriak “dikit dikit bid ah”, akan menyadari dan ahirnya ber bid’ah juga”. “Ujarku sekena kenabya. Dan Kita lihat saja.Waktu yang akan menjawabnya

Ku lihat anaku diam dan mengatakan :

“Aku bangga jadi ahlul bid’ah ayah” karna dg dmikian otaku cerdas. ucapnya singkat.

Dan aku langsung memeluknya” jgn anggap org yg baru lulus SMA lbh pinter dari ulama’ didesa kita” ucapku lirih.

Dan anakkupun mengangguk .