Jangan suka memilih-milih teman, tak ada satupun makhluk yang sia-sia

 

Oleh : Firman Syah Ali

Dalam perjalanan dari Pamekasan menuju Surabaya barusan mobil saya dicegat oleh banyak polisi di pantai Branta, rupanya ini operasi gabungan sebab semua mobil disuruh berhenti dan diperiksa. Begitu jendela mobil saya buka, sekelompok polisi mendekat dan tampak satu wajah yang sangat familiar, teman lama saya, saya langsung ketawa ngakak, diapun ketawa “owalah kamu fir, mau ke mana fir?”, saya jawab “mau pulang ke Surabaya”, dia langsung menutup pembicaraan “iye la fir mangkat” (terjemahan : oke lah fir monggo lanjutkan perjalanan).

Dia teman lama dan dia yakin di dalam mobil saya tidak mungkin ada narkoba dan dia tau saya tidak mungkin menjadi pelaku curanmor, makanya dengan enteng dia suruh saya lanjut.

Di Polres Pamekasan dia anggota biasa, bukan pejabat. Aktivis seperti saya sebetulnya kenal akrab dengan para pejabat Mabes Polri, Polda dan Polres, namun dalam situasi operasi lengkap seperti ini, kalau kenalannya terlalu tinggi ya masih agak lama berhenti, karena mobil masih diperiksa. Mau telepon Kapolres agar mobil saya tidak diperiksa juga percuma, teleponnya saja makan waktu lama, sama lamanya dengan pemeriksaan mobil, kemudian tidak enak juga, masak urusan remeh temeh begini sampai telepon kapolres.

Itu salah satu kejadian saya yang saya alami, di mana banyak sekali kemudahan, kelapangan dan nikmat besar dalam hidup saya terjadi berkat bantuan orang kecil, staf-staf biasa, bukan pejabat ataupun tokoh. Tentu saja yang dibantu tokoh juga ada.

Yang mau saya sampaikan, semua jenis teman itu bermanfaat buat kita, kalaupun di dunia ini tidak bermanfaat, maka di akhirat kelak insya Allah bermanfaat. Oleh karena itu hendaknya kita jangan suka milih-milih teman, karena tidak ada makhluk yang diciptakan sia-sia.

Jangan karena kita tokoh, lantas hanya mau berteman dengan sesama tokoh. Jangan karena kita pejabat, lantas hanya berteman dengan sesama pejabat. Jangan karena kita orang kaya lantas hanya mau berteman dengan sesama orang kaya. Jangan karena kita caleg sukses, lantas ogah berteman dengan caleg gagal.

Kehidupan ini dirancang sedemikian rupa di mana kita bisa berguna untuk orang lain dan orang lain juga berguna untuk kita. Tugas kita adalah berusaha untuk jadi orang yang terbanyak manfaatnya untuk orang lain, bukan sebaliknya, sebab sebaik-baik manusia adalah yang paling besar manfaatnya untuk orang lain.

Semua kemanfaatan yang kita berikan pada orang lain, janganlah sampai menimbulkan rasa pamrih bahwa kita berharap akan menerima manfaat balik dari orang tersebut, dan ketika orang tersebut ternyata tidak pernah bermanfaat saat kita butuhkan, lantas kita menggerutu. Semua kemanfaatan kita pada orang lain pasti akan kembali kepada kita, tidak harus seketika itu juga, tidak harus oleh orang yang kita beri manfaat, tidak harus di dunia ini dan tidak harus langsung pada kita.

Kita berbuat baik pada si A dengan tulus ikhlas, kemudian kita tidak pernah bertemu lagi dengan si A, suatu saat kita dibantu oleh orang lain yang baru kenal kita, sebagaimana dulu kita membantu si A yang baru kita kenal.

Kita membantu si B, dan si B membalas air susu dengan air tuba, bantuan kita dibalas dengan kejahatan, namun kita sabar, suatu saat datang orang lain yang tau-tau membantu kita secara tidak terduga.

Si C kaget karena dalam hidupnya setiap punya masalah selalu dibantu orang lain secara tak terduga, kemudian suatu hari ibunya bercerita bahwa almarhum ayahnya dulu memang suka membantu orang lain secara sembunyi-sembunyi dan tidak mengharapkan balasan apapun.

Hidup ini sangat indah sepanjang kita ikhlas dan tidak suka memilih-milih teman. Siapapun yang terlanjur kita kenal dalam hidup teruslah kita berhubungan baik dengannya, jangan pernah putus komunikasi dan interaksi, karena banyak kebaikan Tuhan yang tersimpan dibalik terus bersambungnya komunikasi dan interaksi kita dengan orang-orang yang kita kenal.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang berteman baik dengan siapapun.
*)Penulis adalah kader NU yang sedang didukung menjadi Walikota Surabaya.