SURABAYA – Menara Madinah. Com Dr. Dwi Astutik, S.Ag, M.Si dengan semangat Arek Suroboyo-Nya tiba di kantor DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI Jatim) Jl. Ketintang Selatan III. sekitar pukul 19.30wib (18/10/19)
Partai Solidaritas Indonesia kedatangan Tokoh Muslimat NU Jatim Bunda Dwi Astutik beserta sejumlah relawan. rombongan besar ini bermaksud mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon walikota Surabaya 2020 yang sebelumnya sudah dibuka.
Berdasarkan pantauan sejumlah pengurus partai PSI langsung menyambut kedatangan Bunda Dwi Astutik beserta rombongannya. Puji Andansari ketua DPD PSI Surabaya, Wardatul Ummah Bendahara DPD PSI Surabaya, Wendik Arifiyanto Wakil Ketua DPW PSI Jatim, Steven lo dan Berlin Glory Hasibuan “Seksi Acara” langsung menyambut kedatangan Dwi Astutik.
Di kantor DPD PSI dilakukan pengecekan sejumlah persyaratan dan kelengkapan administrasi oleh Steven Lo pengurus partai sebagai seksi acara. Rekapan berkas berkas administrasi dinyatakan lengkap.
Selanjutnya Dwi Astutik diarahkan mengenai visi-misi partai untuk dipahami. Ditanya soal kenapa memilih PSI. Dwi Astutik menjawab “PSI partai milenial kami juga perlu melibatkan anak-anak muda dalam kontestasi ini serta dapat meneladani semangat para pemuda.”
Puji Andansari nantinya meminta siapapun yang mendapatkan mandat dari partai dapat mengkampanyekan gerakan anti Korupsi. Selain itu Puji berharap background figur yang akan di rekom melawan intoleransi.
“Kalo Bunda Dwi Astutik berlatar belakang Muslimat NU merupakan figur yang sangat baik, tidak ada track record intoleransi soal agama. Di PSI figur yang diusung berharap menjauhi yang mengkotak-kotakkan rasisme.” Ungkapnya
Kehadiran Dosen Politik UINSA dan UNSURI yang juga bendahara Dewan Pendidikan Jatim dan Wakil Sekretaris Muslimat NU Jatim serta Pembina Anak Jalanan Perkotaan itu langsung disambut baik oleh pengurus DPW PSI Jatim dan Surabaya. sesaat kemudian mereka melakukan pertemuan tertutup.
Puji Andansari menjelaskan iya ini Bunda Dwi Astutik resmi mengembalikan formulir pendaftarannya. Data lengkap termasuk berbagai syarat- syarat yang diperlukan,” kata Pudji Andansari, yang juga Ketua DPD PSI Kota Surabaya didampingi sejumlah pengurus lainnya.
Pudji Andansari menambahkan Bunda Dwi Astutik adalah salah satu calon yang mendaftarkan di PSI dari sebanyak 19 nama yang sebelumnya mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon. Mereka adalah
1. Dhita Galih Prakoso
2. Dwi Astutik
3. Budi Santoso
4. Sutjipto Joe Angga
5. Ngatmisih
6. Edy Winarto
7. Fendy Pratama
Saat dikonfirmasi awak media Bunda Dwi Astutik menegaskan kedekatannya dengan PSI sudah terjalin lama, selain dengan partai lainnya. Jalinan komunikasi dengan banyak partai, menurutnya menguatkan langkah dan optimismenya maju di pemilihan Walikota Surabaya 2020. Termasuk kedekatannya dengan semua elemen masyarakat.
Menurut Dwi Astutik PSI sebagai partai baru memiliki semangat baru memajukan negeri ini, dan itu terbukti banyak menyedot simpati para pemilih, termasuk dari kalangan milenial, Ungkapnya.
“Saya kan juga dosen yang memiliki dan banyak bergaul dengan mahasiswa milenial. Menurut saya milenial adalah sesuatu yang akan memberikan pengaruh di pemilihan Walikota Surabaya nanti, disamping juga elemen lainnya yang tidak boleh dilupakan yang juga ikut berkiprah memajukan Kota Surabaya,” ucapnya.
Selain dengan PSI, untuk mendulang suara sebanyak mungkin, dirinya juga akan terus merajut jalinan dengan partai-partai lainnya. Selain dengan PSI, sebelumnya saya juga sudah ke PDIP, PKB, PAN, GERINDRA, PKS dan tadi sore juga sudah menyerahkan kembali formulir pendaftaran ke Partai NasDem. Ke depan, juga sudah terjadwal ke partai lainnya, ya termasuk ke Golkar, juga akan ke Partai lainnya.
Ditambah modal kedekatan dengan semua elemen masyarakat juga terus terajut. Termasuk dengan Para Kiai, tokoh tokoh politik dan elemen masyarakat lainnya.
Di singgung terkait langkahnya berlaga di Pilwali Kota Surabaya melalui jalur partai kenapa tidak dari jalur independen, Bunda Dwi menegaskan sistem di negeri ini telah lengkap dan harus melibatkan elemen-elemen yang ada, untuk kelancaran kerja bareng membangun surabaya berkelanjutan.
Menurut Dwi karena saya optimis, ikhtiar saya harus dengan jalur partai, itu sesuai dengan banyaknya arahan dari tokoh-tokoh politik dan juga para tokoh agama,” tegasnya.
Ia menyebut, di negeri ini lengkap sistemnya, ada eksekutif dan legislatif. Dan bentuk kerja bareng dengan semua elemen tidak boleh ditinggalkan untuk mensukseskan program kerja dan membangun Kota Surabaya.
Maqdar Abdulloh Tirtokusumo