Perkembangan terkini penusukan Menkopolhukkam RI di Pandegelang Banten mengarah pada dugaan keterlibatan kaum radikalis. Hal ini membuat masyarakat semakin alergi dan sensitif terhadap istilah radikal. Padahal radikal itu berarti bersifat mendasar, atau sangat keras menuntut perubahan yang mendasar, atau maju dalam berpikir dan bertindak.
Jaringan Solidaritas Masyarakat Membangun Nusantara Hebat (JASMERAH) angkat bicara tentang hal tersebut. Pembina JASMERAH, Firman Syah Ali, menegaskan bahwa Indonesia butuh pemimpin radikal tapi bukan radikalis. Radikal beda dengan radikalisme. Radikal itu sangat keras menuntut perubahan, sedangkan radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik; paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam aliran politik. Jelas sekali perbedaan antara radikal dan radikalisme.
Kenapa kita butuh pemimpin radikal? begini jawaban Firman Syah Ali yang saat ini sedang digadang-gadang sebagai Calon Walikota Surabaya pengganti Tri Rismaharini :
“Saya tidak perlu lagi menjelaskan panjang x lebar tentang perbedaan radikal dan radikalisme, saya langsung beri contoh saja contoh tokoh radikal di indonesia, yaitu Prof Mahfud MD. Prof Mahfud MD berpandangan radikal dalam penegakan hukum anti korupsi, sama sekali tidak ada kompromi dan toleransi. Kita ambil contoh lagi lembaga negara yang saat ini sangat radikal dalam penegakan hukum, yaitu KPK. KPK bergerak terus membumihanguskan lumbung-lumbung korupsi, ini sangat radikal dan dibutuhkan oleh Indonesia”.
Pengurus LP Maarif NU Jawa Timur ini menutup wawancara dengan ajakan agar masyarakat indonesia tidak alergi terhadap terminologi radikal. “Dalam bidang penegakan hukum anti korupsi, Indonesia butuh pemimpin yang radikal. Tapi dalam bidang toleransi antar umat beragama, indonesia butuh pemimpin yang moderat. Tidak disebut bijaksana jika kita keras dalam segala situasi, tidak pula disebut bijaksana jika kita lembut dalam segala situasi” pungkas keponakan Mahfud MD ini sambil melempar senyum khas.