Jember, 9 Oktober 2019-menara madinah.com-
Kembali ke Kampus Tegalboto bagi Samsul Widodo Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) selalu mendapatkan kejutan. Seperti saat alumnus FISIP Universitas Jember angkatan tahun 1986 ini menghadiri kegiatan Universitas Jember Membangun Desa (UMD) yang diadakan di gedung auditorium baru Universitas Jember (9/10).
Pertama Samsul Widodo menyaksikan berbagai inovasi mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik guna membangun desa. Kedua dirinya menjadi pejabat pertama yang menggunakan auditorium baru Universitas Jember.
“Dulu saat saya melakukan KKN, maka tugas utamanya membangun tugu batas desa atau merenovasi balai desa, sehingga selepas KKN yang selesai begitu saja. Tapi saya melihat kini mahasiswa Universitas Jember melakukan KKN dengan tema tertentu yang berbasis pada potensi dan permasalahan nyata di desa. Sehingga KKN benar-benar memberikan solusi bagi warga desa,” ujar Samsul Widodo yang dulu melakukan KKN di Desa Suco, Kecamatan Mumbulsari, Jember ini.
Dirjen PDT mengapresiasi program KKN tematik Universitas Jember yang meliputi tema desa wisata, desa peduli buruh migran, penanggulangan stunting, desa tanggap bencana dan sederet tema lainnya.
Samsul Widodo lantas memberikan masukan bagi mahasiswa Universitas Jember. Menurutnya di era Revolusi Industri 4.0. seperti ini maka kecanggihan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan kekuatan media sosial dapat menjadi alat untuk turut mengembangkan desa. Dirinya lantas memaparkan kasus Desa Bulu Cinde di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan yang setelah mendapatkan sentuhan mahasiswa program KKN tematik Universitas Jember kini menjadi salah satu tujuan wisata di Pangkajene Kepulauan.
“Dulu siapa yang kenal Desa Bulu Cinde, tapi dengan kekuatan strategi yang tepat dan didukung pemasaran dengan media sosial maka kini Desa Bulu Cinde menjadi salah satu tujuan wisata utama di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, kuncinya digitalisasi potensi desa,” paparnya.
Dirjen PDT lantas mencontohkan kasus keberhasilan usaha Kopi Kenangan, produk start up es kopi yang kini diguyur suntikan modal sebesar 200 milyar lebih. “Keberhasilan usaha Kopi kenangan didukung kecerdikan anak-anak muda yang menciptakan narasi di balik Kopi Kenangan.
Dibikinnya Kopi Kenangan punya keterkaitan dengan mantan, sang pacar dan cerita-cerita ala anak-anak mahasiswa. Kini mereka sudah punya 50 outlet di seluruh Indonesia dengan omzet 30 milyar per bulan. Saya membayangkan jika mahasiswa Universitas Jember jeli, maka banyak potensi desa yang bisa diangkat dengan cara membuat narasi yang menarik yang kemudian disebarluaskan melalui kekuatan media sosial,” jelas Samsul Widodo.
Kepada almamater tercintanya, Universitas Jember, Samsul Widodo lantas berharap agar selalu turut serta dalam membina dan mendampingi desa, apalagi kini pemerintah berencana mengucurkan 400 trilyun rupiah untuk Dana Desa dari tahun 2020 hingga tahun 2024. “Saya tidak ingin mendapati ada desa yang salah dalam memanfaatkan Dana Desa, atau enggan hadir dalam Musrenbang di kecamatan gara-gara merasa sudah punya dana banyak. Dulu memang kepala desa bingung cari dana, kini jangan sampai bingung mengalokasikan Dana Desa. Untuk itu pendampingan dari perguruan tinggi seperti Universitas Jember menjadi penting,” ungkapnya lagi.
Harapan Dirjen PDT disambut positif oleh Rektor Universitas Jember. Menurut Moh. Hasan, Universitas Jember akan selalu mendampingi desa-desa di Besuki Raya bahkan di luar Jawa Timur melalui program Desa Binaan. “Dulu kami memulai program KKN tematik di tahun 2017 dengan 10 desa saja di Bondowoso, dengan program Sistem Adminstrasi Informasi Desa yang berusaha menggali potensi desa dengan menampilkannya di website desa. Alhamdulillah kini berkembang menjadi 300 desa binaan dengan berbagai tema sesuai potensi desa masing-masing. Bahkan desa wisata Cindea Bulu yang digagas oleh mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember terpilih mewakili Provinsi Sulawesi Selatan dalam ajang Lomba Inovasi Desa Wisata Nasional 2019,” kata Moh. Hasan bangga. (iim)