Membangkitkan Gerakan Literasi di Blitar Raya

Bangkitkan Gerakan Literasi Di Blitar Raya

Guna membangkitkan semangat berliterasi (baca tulis), Rumah Literasi Bangsa (RLB) Blitar mengadakan lomba penulisan esay tingkat SMA/SMK/MA se-Blitar Raya. Temanya “Memotret Blitar Raya, Zona Spirit Karakter Bangsa”.

Para pemenangnya mendapat penghargaan dan uang pembinaan yang dilaksanakan Sabtu malam (5/1) di D’Resto Garden Bu Dhukut Garum Blitar.

Bersamaan dengan itu dilaksanakan pula “kopi darat” dan diskusi dengan para pegiat literasi se-Blitar Raya bersama budayawan Wawan Susetya, pengawas Dinas Pendidikan Dr. Nuryono dan Kepala Infokom Blitar Eko Susanto yang dipandu Edy Syahputra selaku pimpinan Rumah Literasi Bangsa.

Dalam kesempatan itu Edy mengatakan bahwa literasi bukan hanya tentang diksi dan kata saja, tetapi lebih dari itu menyangkut nilai dan karakter. Seorang jurnalis yang baik dan jujur, menurutnya seperti “nabi kecil” karena ia telah menyuarakan kebenaran.

Wawan Susetya selaku budayawan menjelaskan “roh” dan esensi tentang dunia tulis-menulis yang dilandasi iqra’ (bacalah!) sebagaimana ayat pertama kali turun. Semua itu hendaknya harus dilandasi dengan niat ibadah.

“Betapa banyaknya orang-orang yang akhirnya terjebak dengan berita atau tulisan hoax karena tidak dilandasi niat ibadah,” tandas Wawan.

Sementara itu Eko Susanto selaku Kepala Infokom menyoroti perkembangan lalu-lintas kata-kata yang di-share melalui media sosial (medsos). Per menitnya ada yang mencapai jutaan share di salah satu medsos. Hal itu mengisyaratkan betapa banyaknya berita yang berseliweran di medsos yang tentunya harus disikapi dengan hati-hati: apakah berita itu benar, bermanfaat atau bahkan hoax. Lebih dari itu Eko mengupas tentang perubahan zaman yang serba cepat, sehingga harus disikapi dengan bijak.

“Siapa saja yang tidak bisa mengikuti perubahan zaman yang serba cepat seperti sekarang, niscaya akan tergilas oleh zaman,” ujarnya menandaskan.

Pembicara ketiga Dr Nuryono lebih menyoroti tentang persoalan literasi di dunia pendidikan. Dia memprihatinkan betapa masih banyaknya materi pelajaran yang belum sinkron guna menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat, misalnya dalam Kurikulum K-13 sekarang.

Diskusi dengan tema “Literasi Kita Mau Dibawa Ke Mana?” makin seru pada sesi tanya-jawab. Meski diskusi tentang literasi itu hingga tengah malam, namun para peserta mengikutinya dengan antusias. Usai diskusi, dilanjutkan foto bersama.

Koresponden MM.com

(Wawan Susetya)