بسم الله *Qona’ah Bersama*

 

Prof Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS.

Salah satu nasehat dalam kitab hidayatul azkiya’ untuk mencapai derajat tinggi adalah qona’ah. Ketika berpikir derajat tinggi di hadapan Allah untuk negara tercinta ini, maka sepantasnya qona’ah dilakukan oleh semua penduduknya terutama pemangku amanah jabatan. Artikel ini mendetailkan amanah itu apa dan bagaimana melakukannya.

Dalam kitab Hidayatul Adzkiya, qona’ah disebutkan sebagai salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang salik (penempuh jalan spiritual) untuk mencapai kedekatan dengan Allah SWT. Qona’ah diartikan sebagai merasa cukup dan ridha dengan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Kitab Hidayatul Adzkiya menjelaskan bahwa qona’ah merupakan salah satu kunci keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Seseorang yang memiliki sifat qona’ah akan merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan tidak akan terganggu oleh keinginan untuk memiliki lebih banyak.

Dalam kitab tersebut, qona’ah juga diartikan sebagai meninggalkan kemewahan dan menghiasi diri dengan pakaian yang sederhana. Seseorang yang memiliki sifat qona’ah akan cenderung untuk hidup sederhana dan tidak terlalu memikirkan tentang harta dan kedudukan.

Rasulullah SAW bersabda dalam HR Ibnu Majah no. 4138 yakni;
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ
“Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.”

Rasulullah SAW juga bersabda dalam HR Muslim, yakni;
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rizqi yang mencukupi dan Allah membuatnya merasa cukup (qana’ah) dengan apa yang diberikannya.”

Alhasil, kita sudah menjadi faham dan jelas bahwa qona’ah adalah merasa cukup dengan rizqi yang telah diterima. Hal ini sudah barang tentu setelah melakukan ikhtiyar dengan kapasitas kemampuan yang juga diberi oleh Allah SWT. Kemudian bagaimana kita bisa melakukannya? Ini tentu memerlukan motifasi yang kuat, yakni memiliki pemahaman bahwa apabila bisa melakukan qona’ah adalah menjadi orang sangat istimewa seperti yang dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW melalui haditsnya tersebut.

Indikasi yang mudah untuk orang yang bisa qona’ah adalah bisa hidup sederhana. Tidak terbawa oleh keinginan nafsu yang pada umumnya ingin hidup mewah. Mari kita ingat bahwa kita akan masuk liang lahat yang hanya berukuran 2 meter persegi. Selebihnya dari hal tersebut kita harus mempertanggung-jawabkan kepemilikan kita.

Dengan demikian mari kita upayakan bisa menjadi orang yang dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW tersebut. Yakni menjadi orang yang bisa qona’ah, Allahumma aamiin. Semoga mayoritas masyarakat bangsa kita utamanya pejabat bisa melakukan hidup yang berbasis qona’ah. Mari kita sadari bersama bahwa ber-Qona’ah akan mendapatkan derajat yang tinggi. Ketika kita mayoritas dari bangsa tercinta ini bisa melakukan, maka insyaAllah bangsa dan negara kita NKRI tercinta ini juga akan berderajat tinggi yang disegani oleh bangsa-bangsa lain. Semoga demikian aamiin.

Semoga manfaat barokah selamat aamiin.
🤲🤲🤲

Surabaya,
26 Robiul Akhir 1447
atau
18 Oktober 2025
m.mustain