
By : Prof Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS.
Apabila dibandingkan antara peran hati dan syetan dalam membangun Sistem Informasi Diri (SID) dalam tubuh manusia, maka jelas sangat berlawanan. Hati selalu mengarah kebaikan sedangkan syetan selalu mengajak kejelekan. Ada dua komponen lain lagi yang juga ikut berperan dalam SID yakni nafsu dan akal. Artikel ini mengkritisi SID mulai input sampai output berupa sikap manusia.
QS Ar-Ra’du ayat 28 menjelaskan tentang hati yang tenteram dengan mengingat Allah:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” Selain itu, QS An-Nas juga membahas tentang perlindungan dari godaan setan yang dapat mempengaruhi hati manusia. Surat ini berisikan perintah untuk berlindung kepada Allah dari setan yang selalu membisikkan kejahatan.
Berikut dua ayat Al-Qur’an yang membahas tentang nafsu dan akal (Meta AI, 2025):
Nafsu, QS. Yusuf ayat 53: “Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Akal, QS. Qaf ayat 37: “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.”
Dalam Al-Qur’an, nafsu digambarkan sebagai sesuatu yang dapat mendorong manusia kepada kejahatan, namun juga dapat diarahkan untuk kebaikan dengan rahmat Allah. Sementara itu, akal dianggap sebagai nikmat Allah yang membedakan manusia dari makhluq lainnya, dan digunakan untuk memahami tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
Dari ke-empat komponen tersebut beradu dalam SID untuk menghasilkan output berupa sikap. Sikap ini berupa gestur، prilaku, ucapan, dan buah pikir. Apabila dominan hasil terkuasai oleh hati maka sikap akan selalu mengarah ke kebaikan. Sebaliknya bila terkuasai syetan maka sikap akan mengarah kejelekan.
Peran nafsu secara umum mengarah kejelekan kecuali yang sedikit yang mendapat rahmat Allah SWT. Sedangkan peran akal adalah bergantung siapa yang menguasai bisa hati dan juga bisa syetan. Dengan demikian apabila manusia ingin memiliki sikap yang baik maka dalam SID harus memenangkan suara hati.
Sikap berjalan dengan tambahnya waktu akan menjadi habit atau prilaku keseharian. Apabila dalam komunitas tertentu ada prilaku yang sama atau hampir sama maka disebut tradisi. Apabila tradisi satu daerah atau wilayah tertentu sama, maka disebut budaya. Budaya satu bangsa dengan yang lain kok sama seperti yang dibangun manusia di muka bumi ini, maka disebut peradaban.
Sayang seribu sayang, peradaban yang terbangun di muka bumi sekarang ini yang sering disebut peradaban ilmu dan teknologi adalah dominan berprinsip logika atau akal. Ini artinya tidak memiliki karakter tetap, bisa diajak baik (suara hati) dan bisa diajak jelek (Syetan dan umumnya nafsu). Alhasil peradaban dunia saat ini masih rentan, tugas kita sebagai ilmuwan adalah mengupayakan bagaimana bisa diajak semakin dominan suara hati. Ini tugas besar generasi sekarang dan generasi mendatang.
Semoga manfaat barokah selamat aamiin.
🤲🤲🤲
Surabaya,
21 Robiul Akhir 1447
atau
13 Oktober 2025
m.mustain
