Terserang Bells Palsy

Kediri-Menaramadinah.com Selasa Wage, 16 Agustus 2022. Terserang Bells Palsy, di hari Minggu. Saya Nur Habib, Pelukis Cekakik Indonesia dan juga aktifis NU dari Ds. Kepung, Kec. Kepung, Kabupaten Kediri, mengalami serangan Bells Palsy pada tanggal 7 Agustus 2022 yang lalu.

 

 

Pada hari Minggu pagi itu saya dan istri beserta beberapa saudara mengunjungi keluarga di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, tepat di Desa Tawang. Sekitar jam 10.00-an sampai di rumah saudara, cuaca mendung, awan hitam menggelantung dan sedikit hujan rintik-rintik.

Beberapa saat kemudian saya menerima panggilan telpun dari seorang anggota binaan ku. Saat menjawab panggilan itu saya merakan lidah sulit digerakkan dan ada beberapa kata yang kurang terdengar jelas. Sejurus kemudian saya bercermin, masyaallah ternyata bibir dan mulut menceng ke kiri. Menyadari kondisi itu telinga kanan kiri saya tarik-tarik kebawah sampai terasa sakit dan panas, sambil bercermin saya mengamati mulut, bibir dan lidah, alhamdulillah, kondisinya sudah berkurang hampir separoh dari menceng nya.

Walaupun mulut dan bibir sudah agak kembali normal namun lidah masih terasa kaku dan berat untuk mengucapkan beberapa kata yang ada huruf awal atau akhiran nya es, el, dan er.

Setelah diri agak tenang, saya mengontak teman di Sanggar Jampi Sae, Kota kediri untuk janjian terapi, alhamdulillah, bisa siap.

Sebelum pulang dari saudara itu saya sholat Duhur sekalian, dan saat diberi makan siang itu saya sulit untuk mengunyah dan menelan makanan, lidah masih terasa kaku dan berat.

Hari Senin, tanggal 8 Agustus 2022, saya masuk bekerja, sebagaimana biasnya namun, setelah selesai rapat izin untuk terapi yang kedua, sendirian, sampai di sanggar sudah menjelang sholat duhur, “Bibar sholat mawon terapi nipun” pintaku kepada Mas Iwan. Dia mempersilahkan untuk istirahat sebentar sambil minum jamu suguhan wajib di sanggar ini.
Terapi yang kedua ini badan sudah tidak sesakit dulu, lidah masih agak kaku, selesai terus pulang. Di rumah baru cerita dengan istri. Dia agak kaget juga. Dia membatin mungkin saya kena struk, karena waktu hari minggu dulu dia memperhatikan saya menarik-narik telingga.

Hari Selasa, tanggal 9 Agustus saya masih masuk kerja, sore nya salah satu teman menasehati agar saya istirahat di rumah dulu, oleh sebab dia melihat saya hari Selasa itu ‘loyo’ tidak bergairah, tidak aktif kayak biasanya, “Tidak usah berpikir berat-berat, pekerjaan tidak ada habis nya” ungkap nya. Di rumah istri ku menyadari kalau saya kena ‘struk’, “Mas nggak ingin periksa ke dokter” dengan nada pelan bertanya. Saya hanya menggelengkan kepala saja.

Hari Rabu dan Kamis, tanggal 10, 11 Agustus saya istirahat di rumah. Kamis sore ada yang mengingatkan, “Mbah fisik nya digerakkan terus” saran nya. Jam 15.00 sehabis sholat Asar, saya ambil sekrop(sejenis cangkul ) pasir yang berserakan saya rapikan, keringan di wajah dan kepala bercucuran, alhamdulillah, lidah sudah kembali ringan.

Sejam kemudian mandi dan mengajak istri ku untuk periksa ke dokter di Klinik nya NU Ranting Ds. Damarwulan, diantar istri.
Dari pemeriksaan itu saya ternyata kena Bells Palsy, yaitu gangguan saraf wajah, penyebab nya, antara lain kelelahan, banyak pikiran, darah tinggi dan juga virus. Saat diperiksa itu saya jelaskan beban-beban ‘berat’ yang saya rasakan dan juga kegiatan ‘malam’ akhir-akhir ini. “Alhamdulillah, berita baik nya Bapak tidak terkena struk” terang Bapak Dokter. Di rumah banyak istirahat, kurangi keluar malam, dan tidur tidak larut malam, pesannya. “Obat nya habis kontrol lagi” pungkas nya.

Alhamdulillah, Senin tanggal 15 Agustus, kontrol ke dokter, sudah dinyatakan meningkat pesat perkembangan nya, namun masih di beri obat, dan yang membahagiakan dan turut meringankan beban pikiran adalah, Bapak dokter juga turut berdonasi untuk pembangunan gedung TPQ, yang rencana nya berbasis seni dan budaya nusantara, yaitu memadukan arsitektur candi, rumah Majapahit-an, dan turut melestarikan huruf Jawi Kuno. Pada papan nama, baik di luar gedung dan di atas pintu/ samping di tulis dengan tiga aksara yaitu Arab Pegon, Jawi Kuno dan Latin. “Bapak nomor rekening nya berapa” tanya nya, sambil menyodorkan kertas dan bolpoin.

Dengan rasa bersyukur saya menuliskan nomor rekening BRI atas nama NIA KUMALA SARI: 6274-01-000295-52-5, dia sebagai bendahara pembangunan.

Selain itu saya tuliskan juga nomor HP nya: 0857-9129-9962. Semoga ada lagi yang berkenan menyusul donasi.
Nur Habib, yang membuat catatan.