KOMUNITAS PINGGIRAN, MENANGGALKAN SISI KEHIDUPAN

 

Oleh :Musthofa Zuhri
Kamad MTsN 8 Jember.

Musik menghentak. Para penaripun melantai. Para gadis tak lebih dari 20 tahun itu pun berebut untuk unjuk kebolehan.

Sang pemilik bar, memberi aba aba, danbsang penonton yang sudah membooking 8 penaripun langsung bergerak melaju unjuk lebolehan scara bergantian.

Aku yang duduk disamping kanan mencoba memahami alur pikiran para gadis itu.

“Kenapa dan mengapa??” Seusia mereka sudah terjun didunia hiburan yang menghentak ini?”

Dea sang bidadari di bar itupun mendekatiku. Lalu dia diam. Membisu…agak lama.

“Kenapa tak melantai mas?” ujarnya sekedar memecahkan kebesiuan

Sambil kusulut rokok LA kujawb sederhana

“Saya sebebarnya juga gemar melantai, namun hari ini kurang sehat” jawabku sekenanya

Achh…boong nih, kuperhatikan sejak tadi, mas hanya senyam senyum sambil otak atik HP saja, tanpa melihat kami yg sedng menyanyi” ujar dea

Hehehe…nggak jugalah, hari ini adalah hari yang sangat membuat aku kurang pas saja”jawabku sepontan.

Lalu kubalik bertanya” sudah lama kerja di bar ini??

Baru tiga bulan, jawabnya kalem ..

Sebenarnya andai ada hal yang mungkin bisa saya kerjakan selain disini. Saya tak mungkin ada disini” tandas gadis berambut panjang ini.

Bisa tukar nomormm hp kan mas?? Pinta dia sambil melirik jam tangannya menunjuk angka 00 wib

Okey..gak masalah..
kerja dimanapun tak jadi soal. Asal diniati yang benar….”pungkasku.

Hidup itu memang mesteri ya….”candaku sambil sedikit mengayunkan kepala berjoget.

Dea hanya tersenyum ,sambil menganggukkan kepalanya

Sang robi atu adawiyah si pencetus al hub dulu bagaimana?? Pertanyaan yang yang tak perlu ada Jawaban hanya untaian doa semoga agadis gadis inipun suatu saat akan ikut jejak sang maestro tokoh sufi ini. Amin
……
Ngantuk …Jreng!!