Ribut Masalah Toa di Masjid Tapi Sholatnya di Jalan

 

Catatan Dr. Ahmad Baruddin.

 

Selama ini antum paling banter ‘memusuhi’ kami, Ahlunsunnah An Nahdhiyah, menuduh kami ahli bid’ah, syirik, dll. Anehnya, saat diajak dialog, diskusi, kaji referensi, antum sering mengelak dengan dalih kami tidak suka berdebat.

Antum mengklaim paling agamis, penerjenah sabda Tuhan, pemilik kapling surga. Namun ..MOHON MAAF…antum justru sering membuat gaduh, merusak keluhuran budaya Nusantara, menghancurkan makam nenek moyang, menciotakan chaos di jalan raya berlindung dalam teriakan nama Tuhan yang suci.

Mari berpikir jernih…sholat di jalan raya, mengganggu lalu lintas…apakah perilaku itu yang dikehendaki Tuhan, apakan Tuhan akan bangga dan memberikan tambahan pahala bagi umatnya yang tetap melaksanakan perintahNya, istiqomahndalam segala ragam suasana, meskipun harus mengorbankan kepentingan dan kenyamanan orang lain ?

Apakah Tuhan akan bangga melihat dan mendengar namaNya diteriakkan di jalanan, membawa pentungan, batu, menhancurkan warung yang buka di siang hari pada bulan Ramadhan…padahal warung itu ladang mencari nafkah sebuah keluarga, menyediakan makanan untuk saudara kita yang berhalangan bahkan tidak dibebankan kewajiban berpuasa.

Apakah Tuhan akan senang jika ada umatnya yang udzur, sakit, membutuhkan makanan di siang hari, lalu mereka kesulitan, kelaparan karena warungnya nggak berani buka akibat ulah antum ?
Antum klaim sebagai umat Rosulullah…apakah rosulullah pernah melakukan hal demikian ?

Lalu antum beragama meneladani siapa ?
Antum mengharamkan wayang, menyuruh memusnahkan ? Alasannya itu bukan budaya Islam…lah..itu kan hanya MEDIA yang salah satunya dipergunakan oleh walisongo u berdakwah,. banyak m muat ajaran kebajikan…JIMAT KALIMASADA misalnya…

Anehnya, antum doyan dengan media lain, laptop, HP, LCD Projektor, video, animasi dll….u mendukung kegiatan dakwah ? Kesemua media itu BUATAN SIAPA ? Fabrikan seiman dengan antum ?
Mbok ya MIKIR…kata cak Lontong…URIP SEPISAN KOK RIBET…..