Ketua Tanfiziah PBNU Berdoa dan Mohon Izin Mendahului Menempati Ibukota Baru

Kaltim-menaramadinah.com-PBNU mencanangkan pendirian Kantor PBNU di Kaltim yang nantinya sebagai Ibukota yang baru setelah pindah dari Jakarta.

 

Hal tersebut dilakukan sebelum pemerintah mengesahkan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara dalam lembaran negara.

“PB NU sudah lebih dulu mencanangkan kantor di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang akan menjadi pengganti DKI Jakarta,”ujar KH. Yahya Staquf Ketua PBNU 2022-2027.

Menurutnya, selain kantor, PBNU juga akan membangun rumah sakit, perguruan tinggi, dan pesantren di ibu kota baru negara yang telah ditetapkan bernama Nusantara tersebut.

Pada Minggu, 30 Januari 2022 pencanangan kantor PBNU digelar bersamaan dengan istighosah yang digelar di Pondok Pesantren Syaikhona Cholil, Balikpapan, Kaltim,

Acara tersebut dihadiri Gubernur Kaltim Isran Noor dan Pelaksana Tugas Bupati Penajam Paser Utara Muhammad Samsul Hadi itu.

Pada istighosah itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf meminta izin mendahului untuk menempati ibu kota negara baru.

”PBNU memohon izin mendahului menempati ibu kota negara Nusantara,” kata pria yang dikenal dengan sebutan Gus Yahya tersebut.

Kemudian melakukan kunjungan ke lokasi yang akan dibangun Kantor PBNU bersama rombongan didampingi Gus Ipul yang kini menjabat Walikota Pasuruan. Sekaligus membaca doa mohon kepada Allah agar memberi kelancaran jalannya pembangunan.

Pencanangan kantor PBNU ini mendapat dukungan dari gubernur, bupati dan warga NU Kaltim. Juga Suku Dayak.

Pembangunan kantor PBNU di Kaltim mematahkan pendapat Edy Mulyadi yang menyatakan bahwa tidak akan ada orang yang akan pindah kewilayah Ibukota Negara Baru.

Warga Kalimantan Timur berterimakasih kepada PBNU yang mengawali pencanangan pendirian kantor PBNU. Sehingga nantinya akan ada yang menyusul.

(DA)