Sebesar Kesadaran-mu, Keberuntungan Bagi-mu

Oleh : Yahya Aziz.

Itulah redaksi bebas kata kata “MOTIVASI” /mutiara hikmah kehidupan yang tertulis di dinding-dinding asrama pesantren : “SEBESAR KEINSYAFANMU SEBESAR ITU PULA KEBERUNTUNGAN BAGIMU”
Saya yakin mutiara hikmah di atas dasarnya adalah 2 ayat Alqur’an, yaitu :
1. Al-Isra ( QS /17) ; 7 dan 2. Fushilat ( QS / 41 ; 46 )
“IN AHSANTUM AHSANTUM LIANFUSIKUM WAIN ASA’TUM FALAHA”
“Jika kamu berbuat baik itu untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka ( kerugian ) kejahatan itu untuk dirimu sendiri”.(QS 17:7)
“MAN AMILA SHALIHAN FALINAFSIH WAMAN ASAA’A FAALAIHA”
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri. Dan barang siapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) tanggungan dirinya sendiri” (QS 41:46)
Mutiara hikmah di atas menjadi kurikulum kehidupan di lembaga pendidikan pesantren. Dan ini menjadi ENERGI POSITIF & PEMBENTUKAN KARAKTER bagi peserta didik yang belajar berasrama.
Shalat berjamaah, disiplin masuk kelas, tidak ada menyontek dalam ujian, ada hukuman bagi yang melanggar.
Itu semua manfaat keuntungannya akan kembali untuk kepentingan pribadi peserta didik bukan untuk yang lainnya.
BISA JADI TIAP HARI KITA MUNAFIK
Ada 7 sifat orang “MUNAFIK” dalam Alqur’an dan hadits nabi.
7 sifat orang munafik itu adalah ;
1. Menipu Allah SWT
2. Malas untuk shalat ( beribadah )
3. Senang dipuji oleh manusia
4. Tidak mau berdzikir kepada Allah SWT ( berdoa )
5. Berdusta sesama manusia
6. Selalu ingkar janji
7. Berkhianat dalam amanah (tanggung jawab).
Poin 1-4 adalah sifat dan karakter orang munafik dalam Al-Qur’an (4) : 142, sedangkan poin 5-7 disebutkan dalam hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim.
Munafik ada tingkatannya, ada munafik kelas ringan, menengah dan kelas berat.
Munafik kelas berat itu adalah MURTAD ( keluar dari ajaran Islam ), saya yakin orang yang keluar dari ajaran Islam hati kecil nuraninya menolak.
‘LA IKRAHA FIDDIN QOD TABAYYANA ARRUSYDU MINAL GHAYYI”
“Tidak ada paksaan dalam beragama, telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan sesat” ( QS 2 : 256 )
Mari kita berintrospeksi diri sendiri, jangan menunjuk kepada orang lain, BISA JADI TIAP HARI KITA TERMASUK GOLONGAN ORANG ORANG MUNAFIK. Walaupun munafik kelas ringan dan menengah.
A. Bukankah kita sering menipu Allah SWT, mengaku muslim tapi enggan untuk beribadah dan beramal kebajikan ?
Padahal kita beribadah dan beramal kebajikan untuk diri kita sendiri bukan untuk orang lain.
Wahai Allah ampunilah dosa dosa kami, atas kemunafikan kami.
B. Bukankah kita sering malas untuk menegakkan shalat, sampai menunda nunda waktu shalat, padahal kita gak ada kesibukan.
Bukankah kita sering mengabaikan nasehat dokter untuk menjaga kesehatan. ( Pola makan, pola tidur, pola hidup lingkungan dan pola pikiran ).
Bisa jadi kita SAKIT, karena melanggar pola hidup sehari-hari. Sekali lagi SEBESAR KESADARAN-mu, KEBERUNTUNGAN BAGI-mu.
Wahai Allah ampunilah dosa dosa kami atas kemunafikan kami.
C. Hampir tiap hari kita janji kontrak dengan Allah SWT : “Sesungguhnya shalat-ku, ibadah-ku, hidup-ku, mati-ku hanya untuk-Mu ya Allah.”
Tapi realitas kehidupan sehari-hari berbalik 100%, kita masih ingin dipuji-puji oleh manusia. Marah kalau gak disebut gelar haji, gelar akademik kita. Tersinggung sedekah tidak diumumkan, merasa terhina ketika dicaci orang. Semangat bekerja kalau dilihat orang. Wahai Allah Allah ampunilah dosa dosa kami, kami termasuk orang munafik.
D. Hampir tiap hari kita BERDUSTA. Menipu Allah saja berani, apalagi menipu sesama manusia. Bisa jadi kita pernah menipu istri anak anak kita. Menipu atasan bawahan dalam perusahaan tempat kita bekerja.
Wahai Allah ampunilah dosa dosa atas kemunafikan kami.
Semoga kajian ini bermanfaat dan kita dijauhkan dari golongan sifat karakter orang orang munafik.
( Materi Khutbah Jum’at 26-11-2021 Masjid Jam’ul Fawaid Jln Raya Gubeng Kertajaya Surabaya )
“Pengasuh Majlis Ta’lim Ibu ibu, penulis buku Taubatnya Peselingkuh dan menara Madinah com”