3 Cara Mensyukuri Nikmat Allah Swt

Oleh: Dewi Sinta.

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

اَلْحَمْدُ للهِ وَالشُّكْرُلِلهِ وَالصَّلاَةُ وَالسّلَامُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ سَيّدِ نَا وَمَوْلَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ, اَمَّابعده

Hadirin Rahimakumullah..
Tiada kata yang patut terucap kepada dzat yang maha ghofur yaitu kehadirat Allah SWT. Kita diberi nikmat harus slalu memperbanyak rasa syukur agar tidak termasuk orang-orang yang kufur, agar allah SWT tidak menghancur leburkan layaknya seperti bubur.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita, yang namanya akan selalu tersirat dan tak pernah berkarat, yang namanya selalu melekat, meski diterjang badai yang sangat dahsyat, hujan yang begitu lebat, dialah yang terhebat dan yang terkuat, tak lain dan tak bukan beliau adalah Baginda Muhammad SAW beliau pembawa amanat yang tak akan pernah khianat, pembawa risalah yang tak pernah salah, dan pembawa rahmat bagi seluruh umat.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT..
Apa sebenarnya makna dari rasa syukur dan nikmat ini?
Syukur adalah ungkapan terima kasih, sedangkan nikmat artinya Pemberian ataupun anugerah. Mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT, maksudnya adalah kita berterima kasih kepada Allah dengan cara mengingat dan mengagungkan-Nya.
Allah SWT memerintahkan  agar kita semua bersyukur kepada-Nya. Perintah ini tidak berarti bahwa Allah membutuhkan ungkapan syukur dari manusia. Tanpa manusia bersyukur kepada-Nya, Allah tetaplah Tuhan yang Maha Kaya, Terpuji dan Berkuasa atas seluruh alam ini.

Perintah syukur itu semata-mata untuk kepentingan dan kebaikan manusia sendiri  sebab Allah akan menambah nikmat-Nya kepada manusia apabila manusia bersyukur kepada-Nya sebagaimana ditegaskan dalam surah Ibrahim, ayat 7:

لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: “Sesungguhnya jika kamu mensyukuri nikmat-Ku pasti akan-Ku tambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari ni`mat-Ku, sungguh azab-Ku sangat pedih”.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT..

Bersyukur kepada Allah SWT sesungguhnya tidak cukup jika hanya mengucapkan kalimat alhamdulillahi robbil alamiin saja, sebab setidaknya ada 3 cara mengungkapkan rasa syukur:

1. Melalui Aktivitas Lisan

Dalam aktivitas lisan ini, ucapan “alhamdulillah” adalah hal minimal yang harus kita lakukan. Aktivitas lain adalah berkata yang baik-baik. Orang yang bersyukur kepada Allah akan selalu menjaga lisannya dari ucapan-ucapan yang tidak baik. Mereka akan selalu berhati-hati dan berusaha untuk tidak mengatakan sesuatu yang membuat orang lain tersakiti hatinya. Orang-orang yang bersyukur tidak berkeberatan untuk meminta maaf atas kesalahannya sendiri kepada orang lain sebagaimana mereka juga tidak berkeberatan memaafkan kesalahan orang lain. Kepada Allah SWT, mereka senantiasa bersegera memohon ampunan kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Surat Ali Imran, ayat 133:

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ

Artinya: “Dan bersegeralah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu”

Memohon ampun, baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia memang tidak perlu ditunda-tunda. Lebih cepat tentu lebih baik. Betapa banyak kerugian yang timbul akibat macetnya hubungan atau silaturrahim antar sesama saudara, kawan dan relasi, gara-gara persoalan maaf-memaafkan belum terselesaikan.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT..

2. Melalui Aktivitas Hati

Aktivitas hati terkait dengan syukur bisa diwujudkan dalam bentuk perasaan senang, ikhlas dan rela dengan apa sudah yang digariskan. Orang-orang yang pandai bersyukur tentu lebih mudah mencapai bahagia dalam hidupnya. Syukur tidak mensyaratkan sukses dalam hidup ini sebab kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada manusia takkan pernah bisa dihitung. Manusia takkan pernah mampu menghitung seluruh kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Allah dalam surat Ar-Rahman, ayat 13, bertanya kepada manusia:

فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

Artinya: “Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Orang-orang yang bersyukur kepada Allah tentu memiliki jiwa yang ikhlas dalam melakukan dan menerima sesuatu. Orang-orang yang bersyukur tentu tidak suka berkeluh kesah atas kekurangan-kekurangan atau hal-hal tidak menyenangkannya. Orang-orang bersyukur tentu lebih sabar daripada mereka yang tidak bersyukur. Memang untuk bisa bersyukur kita perlu kesabaran. Untuk bersabar kita perlu keikhlasan. Dengan kata lain, syukur, sabar dan ikhlas sesungguhnya saling berkaitan.

3. Melalui Aktivitas Fisik

Dalam hidup bermasyarakat, kita sering menerima udangan syukuran. Ini adalah contoh syukuran dalam bentuk perbuatan nyata dimana yang punya hajat berbagi rejeki kepada para tamu dengan memberikan jamuan makan dan minum. Jamuan ini menjadi sedekah yang tentu saja bernilai pahala. Undangan-undangan semacam ini tentu memilki dasar yang kalau kita telusuri akan kita temukan dalam Al Qur’an, Surat Adh-Dhuha, ayat 11:

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Artinya: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).”

Melalui ayat ini dengan maksud agar mereka juga ikut merasakan kebahagiaan yang kita rasakan. Ini sering disebut dengan tahadduts binni’mah. Tentu saja tahadduts binni’mah ini baik. Hanya saja perlu diingatkan agar pelaksanaannya tidak berlebihan dan harus dilakukan dengan niat ikhlas lillahi ta’alaa. Niat-niat lain seperti keinginan untuk pamer atau riya’ atas apa yang telah dicapai sebagai keberhasilan harus benar-benar dihindari sebab riya’ merupakan akhlak yang tercela yang justru bisa menjauhkan kita dari Allah SWT.

Mudah-mudahan sedikit yang saya sampaikan ini ada manfaatnya, semoga kita semua selalu diberikan kemudahan untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT dan dicatat sebagai hamba-hanya yang pandai bersyukur. hingga kelak di akherat kita semua akan berkumpul dengan para syakirin. Amin, amin ya rabbal alamin.

انظر ما قال ولا تنظر من قال

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
#Mahasiswi PAI FTK UINSA Dari Sidoarjo#