Makam Pengikut Pangeran Diponegoro di Pilangkenceng dan Kisah Penemuannya

Madiun.MenaraMadinah.Com. Dalam rangkaian ziarah ke Sewulan dan Ponorogo , Tim Blusukan Maqbaroh ( TBM) singgah di makam salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang berada di Bagbogo , Pulerejo , Pilangkenceng , Madiun. Letak makamnya di tengah persawahan dan cungkupnya didominasi oleh warna hijau.

 

Di dalam lokasi cungkup terpampang dengan tulisan besar silsilah dari Syekh Abdul Shomad yang terhubung dengan Syekh Nun dari Selosari, Grobogan, Jawa Tengah.

Kisah penemuan makam Syekh Abdul Shomad bermula dari seorang kyai dari sebuah pondok pesantren di Madiun yang melihat cahaya berpijar dari pohon rimbun saat kyai beserta rombongannya melakukan sebuah perjalanan.

Setelah didatangi, tempat asal cahaya tersebut ternyata adalah sebuah makam dari seorang tokoh yang ikut membantu Pangeran Diponegoro menghadapi Belanda dalam Perang Jawa yang terjadi dari tahun 1825 – 1830 .

” Makam Syekh Abdul Shomad sebenarnya telah lama ada , namun masyarakat belum bisa mengurus makam tokoh alim itu dengan baik dan beliau dikenal sebagai salah satu orang yang babat wilayah desa , ” kata Jami’in yang menjadi juru kunci makam Syekh Abdul Shomad ( Mbah Shomad ) mulai tahun 2015.

Akhirnya, Jami’in berinisiatif untuk minta saran dan petunjuk dari beberapa kyai. Mereka adalah Kyai Mahmud dari Temboro, Kyai Slamet dari Klencongan, Kyai Mujib dari Wonoayu, dan Kyai Anwar dari Jeruk gulung.

Peninggalan dari Syekh Abdul Shomad yang masih dapat dilihat hingga kini adalah kitab suci Al- Qur’an tulisan tangan dari Mbah Shomad yang dirawat ulama setempat yaitu Kyai Hasan Mukmin dan sebuah sumur yang berjarak sekitar 1 kilometer dari cungkup makam Mbah Shomad.

Tidak jauh dari makam Mbah Shomad dibangun sebuah tempat peristirahatan yang biasanya dipakai oleh para musafir dan peziarah untuk beristirahat . Di lokasi itu terpajang tulisan tentang aturan bagi para pengunjung makam atau peziarah.
Diantaranya peziarah harus mengisi buku tamu, bila peziarah bermalam lebih dari 24 jam harus lapor pengurus makam , dan pengunjung makam dilarang melakukan praktik perdukunan.

Makam Syekh Abdul Shomad ramai pada malam Jum’at legi dan malam Jum’at kliwon dimana banyak peziarah datang untuk mengirim do’a bagi Mbah Shomad , tahlilan , dan membaca Al- Qur’an. ** Foto : Teguh / Firda ** Naskah : Bro J