PWI Kab Tangerang Gelar Bengkel Jurnalistik

 

Tangerang-menara madinah.com-Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat menjadikan informasi kebutuhan yang setiap saat dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, tidak semua informasi bernilai berita, tak sedikit hanya berupa hoaks.

Memenuhi kebutuhan informasi yang sehat diperlukan produk jurnalistik yang dihasilkan dari proses kerja yang taat pada prinsip dan kaidah jurnalisme, salah satunya patuh pada kode etik jurnalistik.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tangerang Sangki Wahyudin menyampaikan hal itu disela-sela pembukaan Bengkel Jurnalistik PWI Kabupaten Tangerang angkatan pertama tahun 2019, Sabtu (13/7/2019).

Kegiatan yang dihelat bagi para rwartawan pemula dan masyarakat umum yang ingin memahami dunia kewartawanan itu diselenggarakan di setiap akhir pekan di Sekretariat PWI Kabupaten Tangerang, Perumahan PWS Blok AF 18/84A, Kelurahan Kadu Agung, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

“Di era saat ini, profesi wartawan menghadapi tantangan berat karena media sosial. Kecepatan dan ketepatan menyampaikan berita juga menjadi tuntutan pembaca,” ujar Sangki.

Namun, lanjut Sangki, tantangan itu tidak mesti menjadikan sebuah karya jurnalistik menurun kualitasnya, justru sebaliknya.

“Kecepatan, ketepatan dan kedalaman sebuah berita justru harus dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan informasi pembaca,” imbuhnya.

Karenanya, kepada peserta Bengkel Jurnalistik, Sangki berpesan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kewartawanan. Sebab, hal demikian menjadi sebuah keniscayaan.

“Regenerasi jurnalis perlu terus dilakukan, agar kualitas SDM (sumber daya manusia) insan pers juga terus meningkat,” katanya.

Sementara, Program Officer Bengkel Jurnalistik PWI Kabupaten Tangerang Mohamad Romli menambahkan, program tersebut dirancang untuk membekali reporter pemula untuk meningkatkan kemampuan menggali dan menyajikan sebuah berita.

“Era media siber ini menjebak wartawan muda menyajikan berita singkat ( _straight news_ ) saja. Padahal banyak kemampuan lain yang harus dikembangkan,” katanya.

Selain jurnalis, lanjut Romli, pelatihan itu juga terbuka bagi masyarakat umum. Tujuannya, kata dia, untuk mengedukasi masyarakat menjadi pembaca berita yang kritis.

“Semakin pembaca berita kritis, akan terjadi umpan balik yang sehat bagi industri media,” tambahnya.

Materi Bengkel Jurnalistik dimulai dari pengetahuan dasar jurnalistik, menulis berita, feature, menyajikan bahas berita, dan praktik liputan lapangan.

“Saat ini baru latihan dasar. Setelah peserta dinyatakan lulus, maka mereka akan lanjut pada level lanjutan,” pungkas Romli.

Ayatullah Chumaini

Koresponden MM.com