Di Balik Kesuksesan Buku Babad Sewulan

Madiun. Menara Madinah.Com. Minat masyarakat untuk mengetahui Sejarah Sewulan yang erat kaitannya dengan tokoh Kyai Ageng Basyariyah sangatlah besar.

Hal ini dibuktikan dengan kesuksesan penjualan Buku Babad Sewulan yang ditulis oleh Muklisina Lahudin , seorang alumni Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Tegalarum Magetan dan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta , jurusan Ekonomi Manajemen.

“Alhamdulilah, publik menyambut luar biasa hadirnya Buku Babad Sewulan .Buku Babad Sewulan yang dicetak sebanyak 500 eks langsung habis terpesan dalam satu pekan , meskipun hanya diiklankan lewat Facebook . Diakhir April 2021 ini, Babad Sewulan telah masuk cetakan kedua dan sudah bisa diorder ,” ujar penulis kelahiran Ngawi ini.

Mengenai motivasi menulis Buku Babad Sewulan, Muklisina Lahudin menjelaskan bahwa ia ingin menyelamatkan Sejarah dari Kyai Ageng Basyariyah. Sebab hampir tidak ada yang menyentuhnya, baik dari para dzuriyah dan kalangan luar.

” Padahal, sejarahnya amatlah penting,” tegasnya.
Kyai Ageng Basyariyah memiliki peran signifikan dalam pengembalian tahta Kartasura sebagai seorang ksatria perang.

Dalam kiprah dakwah dan tarbiyah, Kyai Ageng Basyariyah mewariskan ilmu-ilmu Tasawuf di Pesantren Sewulan, juga sebagai Mursyid Tarekat Sattariyah di Madiun selatan.

Penulisan Buku Babad Sewulan sebenarnya telah dimulai sejak 2014, namun prosesnya sempat terhenti karena kesibukan penulisnya mengurus usaha. Pada waktu itu, hanya sekitar 20 persen tulisan dan masih berupa outline.

“Nah, baru pada 2021 ini Buku Babad Sewulan berhasil dirampungkan sekitar 3 bulan. Karena aktivitas saya banyak di rumah , hikmah dari Pandemi Covid- 19 ,” tutur Project Manager di penerbit dan percetakan PT.Quantum Media Aksara ini.

Sejauh ini, Buku Babad Sewulan telah banyak dibaca publik dari berbagai kalangan dan profesi seperti pengajar , mahasiswa, pemerhati Sejarah, para santri, ulama , birokrat , dan politisi.
Bahkan, tokoh nasional Dahlan Iskan telah membaca buku setebal 294 halaman itu.

Tidak ketinggalan pula Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak telah menikmati karya berbobot dan fenomenal dari Muklisina Lahudin. Sesuatu yang menarik, ternyata Emil Dardak masih memiliki keterkaitan trah dengan Kyai Ageng Basyariyah, sama halnya dengan penulis Buku Babad Sewulan Muklisina Lahudin.

Dalam berkarya menulis buku, Muklisina Lahudin yang hobi bermain gitar dan menyanyi terinspirasi oleh Irfan Afifi, seorang budayawan dan penulis buku berjudul ” Saya, Jawa, dan Islam.”

Motto atau semboyan hidup dari Muklisina Lahudin rupanya menarik pula untuk dikaji dan direnungkan secara mendalam yaitu :” Buatlah sebuah pesantren , jika tidak mampu bangunlah masjid , jika tidak mampu keduanya , maka tulislah kitab( buku) agar engkau bermanfaat bagi peradaban.”
**Bro-J, Jurnalis Menara Madinah.Com Biro Madiun