Ramadhan Butuh Bukti Bagi Orang Sekeliling Kita

Oleh : Ruhaiman Mahsun.

Ramadhan kali ini kita masih dalam suasana Pandemi Covid-19. Akan tetapi, meski dalam suasana yang sama, Ramadhan kali ini berbeda dengan tahun lalu 2020, semangat untuk mengisi masjid-masjid dan mushalla-mushalla sangat besar. Jika puasa tahun lalu banyak masjid dan mushalla yang tidak melaksanakan shalat tarawih berjamaah, maka tahun ini seolah menjadi wujud kerinduan yang dalam untuk tarawih berjamaah di masjid dan mushalla. Inilah Ramadhan sesungguhnya penuh gembira, penuh semangat, dan kemeriahan dalam berjamaah.
Alhamdulillah kita bis berjumpa kembali dengan bulan keberkahan ini. Tidak ada hari-hari yang begitu menggembirakan selain hari-hari Ramadhan. Tidak ada malam yang setiap jengkal tanah di Nusantara bersenandung irama-irama Al-Qur’an. Tidak ada motivasi yang lebih besar untuk mendorong seseorang beribadah dan berbuat baik sedemikian masif. Ramadhan, pelecut untuk menjadi manusia Muttaqin. Manusia yang bertaqwa.
Taqwa adalah memastikan hari-hari dalam kebaikan dan menyingkirkan segala bentuk keburukan dalam kehidupan. Sebagimana tujuan dari Ramadhan, maka bukti seseorang meraih kesuksesannya ditandai setidaknya dengan 3 perkara. Sebagaimana disebutkan di dalam QS. Ali Imran ayat 134,
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.
ciri-ciri mereka yang bertaqwa adalah;
1. Berinfaq baik dikala lapang dan sempit.
Bukti ketakwaan yang paripurna adalah ketika seseorang mampu menginfaqkan sesuatu yang mereka cintai. Mereka yang bertaqwa orientasinya adalah kebaikan. Jika ada yang membutuhkan mereka tidak segan untuk membantu, apapun yang mereka miliki. Kepedulian kepada sesama menumbuhkan cinta, dan cinta inilah yang mendorong mereka untuk selalu ada dalam setiap upaya kebaikan.
2. Mampu menahan amarah.
Puasa artinya menahan. tatkala seseorang terlatih untuk dapat menahan diri dari nafsu, maka sejatinya iya telah menahan diri dari amarah yang didorong oleh nafsu, egoisme, dan mengharap penghargaan dari manusia. Bagi mereka yang bertaqwa, cukup Allah sebagai tempat menyandarkan diri, sehingga amarah takkan terjadi.
3. Memaafkan sesama.
Orang mulia adalah orang yang selalu membuka hati untuk memaafkan. Tidak mudah. Justru karena hal ini sulit maka Allah sediakan syurga bagi mereka yang selalu memaafkan orang lain.
Kehidupan seseorang yang selalu memaafkan juga akan diliputi oleh kebahagiaan, karena hati mereka bersih.

Semua kriteria taqwa yang disebutkan bermuara pada interaksi kepada sesama manusia, Artinya Bukti ketaqwaan yang diraih harus dapat dirasakan oleh orang-orang yang ada disekeliling kita.
Selamat Berpuasa 1442 H
Selasa, 13 April 2021
Penulis : Guru SMP Al-falah Darussalam Tropodo Waru Sidoarjo, Pembaca Setia Menara Madinah com.