‘MEGENGAN’, NILAI AGAMA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I.

 

Oleh : Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I. (Khadim Aswaja NU Center Sidoarjo dan Dosen Aswaja Unusida).

Jelang datangnya bulan Ramadhan, Senin (12/4) keluarga besar Universitas NU Sidoarjo (UNUSIDA) menggelar ‘Megengan’. Acara yang dikemas dalam Tarhib Ramadhan ini diikuti oleh segenap doswn dan karyawan. Hadir dalam kesempatan itu Katib Syuriah PCNU Sidoarjo Dr. H. M. Sholeh Qosim, Rektor beserta wakil rektor, dan perwakilan Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP).

Menurut kamus Wikipedia disebutkan bahwa ‘megengan’ merupakan tradisi masyarakat jawa pada umumnya khususnya di jawa tengah, jawa timur, dan yogyakarta dalam menyambut bulan Ramadhan, megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan.

Asal katanya ‘mekek’, mendapat akhiran “an” yang berarti menahan. Menahan jika dibahasa Arab artinya imsak. Imsak sejatinya makna dari ‘Shaum’ yang berarti puasa. Dengan demikian, ‘megengan” berarti penerjemahan dari puasa yang menahan diri tidak makan dam minum dan yang membatalkan puasa.

Megengan yang dilakukan jelang ramadhan sejatinya simbol mengingatkan umat Islam bahwa sebentar lagi masuk bulam puasa. Di sini ada perasaan senang umat Islam menyambut kehadirannya. Secara substansi menunjukkan makna hadis Nabi, “Barang siapa merasa senang dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah haramkan jasadnya dari neraka”.

Megengan merupakan ‘hasil karya’ inovasi para pendahulu kita. Betapa hebatnya mereka mengawinkan nilai agama dengan tradisi dan budaya Jawa. Tumpengan dan atau makanan yang diberikan kepada para tetangga, handaitolan serta yang disajikan dalam kegiatan tasyakuran dan berkumpul dalam satu majelis memiliki makna kesalihan sosial sebagai perwujudan kesalihan spiritual ibadah puasa.

Kh. Sholeh Qosim memberikan penjelasan tentamg tumpeng. Menurut Ketua Aswaja Center Sidoarjo ini, ada tumpeng yang diartikan ‘metune kudu mempeng’. Setelah melewati Rajab dan Sya’ban, maka keluar dari Sya’ban harus mempeng (kuat).

Dalam megengan yang digelar Unusida berjumlah 5 buah. Ini merupakan simbol rukun Islam. Puasa adalah satu di antara rukun Islam. Marhaban ya Ramadhan.