Cincin Kesetiaan

Oleh : KH. Muhammad Dhiyauddin Kushwabdhi Pengasuh Pesantren Luhur Sidoarjo.

Dlm acara silataurahmi wali santri,salah seorang yg hadir tiba2 bertanya secara pribadi ttg cincin dlm ajaran tashawuf.

O sahabat…
Memang dlm tashawuf banyak ajaran2 yg di sampaikan mll simbol2
Salah satunya adalah pemakaian cincin batu akik.

Di kawasan Asia tengah dlm tradisi thoriqoh naqshabandiyah ,setiap murid yg selesai di baiat mk mereka di haruskan memakai cincin sbg tanda seorang MURID .

Apa makna simboliknya di balik trandisi ini?

Di samping bermakshud mencontoh prilaku para nabi as yg di riwayatkan bhw mereka biasa memakai cincin.

Antara lain;
Nabi ibrahim as,memakai cincin batu Pirus
Nabi Musa as,memakai cincin batu Shafir
Nabi Dawud as,memakai cincin batuTopas
Nabi Sulaiman as,memakai cincin batu Sulaiman.
Nabi muhammad saw, memakai cincin batu akik Yaman.Dsbnya

Maka pemakaian cincin di kalangan kaum sufi jg bermakna sbg tanda IKATAN SETIA dlm ittiba’ pada Rasulullah saw,laksana cincin ikatan bagi seorang mempelai perempuan sbg tanda ikatan kesetian pada suami.

Ketahuilah dlm pandangan tashawuf islam semua manusia itu ber jiwa wanita (min nafsin wahidah ,an Nisa’ ayat 1) adapun yg berjiwa laki2 sejati(rijalullah)hanyalah Rosulullah saw sbg ABUL ARWAH.

Mengkuti thoriqoh dlm tashawuf berarti cinta dan setia pada Rosullah saw .

Kenapa bermata cincin dari batu.?
Batu itu bermakna penyerahan diri yg total pada Allah ,hal itu krn batu mau dan bersedia di buat apa saja sesui kehendak tukang.

Itu pula makna hajar aswad yg di sunahkan u di cium, tiada lain agar kita mencapai jiwa taslim/berserah diri sbg inti pengabdian pda Allah saw.

Ada juga makna lain khususnya menurut Imam Jakfar shodiq bin Imam Muhammad Baqir,beliau pernah berpesan pada anak turunnya sbg Dzuriyah Rosul saw agar memakai cincin batu pirus yg berwarna hijau dan berurat hitam.

Hijau untuk mengenang kota madinah dan hitam kota makkah, dua kota suci sbg tanah air asal ushul seluruh ahlul bait nabi shgg di harapkan sll rindu u kembali ke sana. Wallahu a’lam bishowab.