PERS DAN SINERGITAS NEGARA BERSAMA RAKYAT

Oleh: Dr. H. Sholehuddin, M, Pd.I (Ketua PC ISNU Sidoarjo, Jurnalis Citizen Menara Madinah).

 

Dengan mengangkat tema “Bangkit dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi, Pers sebagai Akselerator Perubahan”, Hari Pers Nasional diperingati pada 9 Pebruari 2021. Tema ini relevan dengan kondisi saat negara bersama rakyat berjuang melawan persebaran Covid-19 yang telah mewabah hampir setahun ini.

Ada tiga catatan dari tema di atas. Pertama terkait dengan bangkit dari pandemi. Diakui atau tidak pandemi sudah memberikan dampak psikologis yang berat. Bayang-bayang ancaman wabah masih menghantui sebagian besar masyarakat. Di sisi lain pemberitaan tentang covid juga tidak sedikit yang berbau hoaks. Dilansir dari laman Kominfo, sedikitnya ada 163 hoaks seputar virus corona. Artinya, betapa di era media sosial ini, masyarakat disuguhi pemberitaan bohong. Tentu ini diperlukan media penyeimbang agar tidak terjadi kegaduhan di akar rumput. Di sinilah peran pers diperlukan. Selain dunia pers sebagai media kontrol, juga sebagai pencerah dan sarana edukasi kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat semakin dapat asupan nutrisi semangat dan bangkit dari keterpurukan.

Kedua, pemulihan ekonomi. Pandemi banyak mrmberikan dampak ekonomi tak terkecuali Indonesia. Dari laman LIPI tercatat pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi melambat dan terkontraksi hingga minus 5,32 persen secara tahunan. Kontraksi terdalam sektor konsumsi rumah tangga. Daya beli masyarakat menurun, dunia usaha mengalami masa suram. Beruntung ada sedikit ‘obat penenang’ melalui stimulasi dari pemerintah melalui bantuan sosial. Tetapi ini tidak bisa terlalu diharapkan. Maka, peran pers sangat diperlukan dalam upaya memberikan informasi semangat baru di bidang ekonomi. Tentu dengan tidak mengabaikan kampanye 5 M.

Saat ini banyak berita di medsos, publikasi lembaga pendidikan, properti, lokasi wisata, perhotelan dan sektor ekonomi lainnya. Tentu ini menjadi sesuatu yang menggembirakan, meski tidak bisa dikatakan maksimal. Saya menyaksikan di salah satu kota jujukan wisata di sela sela acara kedinasan, ditemukan semangat baru masyarakat dengan segala keterbatasan. Tukang becak masih bisa mengayuh, pedagang bisa berjualan, hotel bisa operasi kembali, sampai praktisi dunia hiburan bisa menghibur lagi.

Jika aktifitas roda ekonomi yang sedang berjalan dapat diakses masyarakat, maka sedikit banyak dapat menambah semangat dalam memulihkan ekonomi secara makro maupun mikro. Tentu ini diperlukan peran pers yang tidak kecil.

Ketiga, akselerator perubahan. Pendemi mengubah segalanya. Cara ibadah berubah, cara sekolah berubah, pola kerja berubah. Semua sektor harus melakukan perubahan. Tetapi masalahnya tidak semua bisa mengikuti, diperlukan akselerator perubahan. Di sinilah peran pers hadir dalam membersamai pola-pola perubahan, agar bisa dengan cepat diikuti secara massif.

Agar ketiga hal tersebut bisa tercapai, bangkit dari pandeni, ekonomi pulih dan dibutuhkan sinergitas bersama antara pers itu sendiri dengan pemerintah dan masyarakat. Dipastikan jika negara hadir bersama rakyat melawan penyebaran covid -19. Program-program pemerintah harus bisa bersentuhan dengan pemukihan roda ekonomi kerakyatan.

Sebagai contoh, PC ISNU Sidoarjo tahun 2020 lalu bekerjasama dengan Kemnaker RI dalam program perluasan kesempatan kerja bagi tenaga kerja baru di bidang penyiaran. Tentu ini bisa menjadi salah satu model sinergitas negara bersama rakyat didukung peran pers sebagai upaya pemulihan ekonomi mikro di tengah covid-19 meski dengan segala keterbatasan. Selamat Hari Pers Nasional 2021.