Takan Krisis Pangan Dunia, Generasi Milenial Solusinya

 

JEMBER – menaramadinah.com-Sektor pertanian di Indonesia rupanya menjadi perhatian lebih oleh banyak pihak diantaranya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember dengan menyelenggarakan Webinar Nasional Humanize Farming dengan tajuk Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Animo Petani Muda” pada sabtu (28/11/20). Turut hadir dalam kegiatan wabinar yaitu Dr. H. Syahrul Yasir Limpo, S.H.,M.Si.,M.H. Menteri Pertanian RI, H. Charles Meikyansyah, S.Sos., M.Ikom., Anggota DPR-RI Dapil IV Jawa Timur dan Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng.,IPM. Rektor Universitas Jember yang sekaligus membuka acara webinar.

Dr. H. Syahrul Yasir Limpo, S.H.,M.Si.,M.H. Menteri Pertanian RI, mengatakan dalam sambutannya, Indonesia merupakan negara agraris yang subur yang sebagian besar rakyatnya adalah tumbuh dan turun temurun adalah seorang petani, oleh karena itu menurutnya petani adalah penyedia pangan yang memiliki peran penting bagi bangsa Indonesia. “Cita-cita kita sebagai lumpung pangan dunia bukan hal yang mustahil, apalagi indonesia meliliki sumber daya alam yang sangat kaya dan beragam,” tuturnya.

Lantas dirinya menyampaikan untuk mencapai cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dengan kekayaan alam yang kaya dan beragam tidaklah cukup, “peningkatan kapasitas dan kemampuan dalam konteks pembangunan pertanian hanya bisa dilakukan dengan melibatkan generasi milenia dan mempekerjakan generasi muda kita untuk menyongsong masa depan yang lebih baik,”ungkapnya. Petani milenial pasti akan bertranformasi dari petani tradisional menjadi petani yang modern, melalui kemampuan mereka mengadopsi inovasi dari hulu sampai hilir.

Kemudian dia mengatakan, dirinya akan mendorong generasi milenial, bahkan Kementerian pertanian mentargetkan dua setengah juta selama lima puluh tahun dan dirinya optimis target tersebut akan tercapai. Pasalnya, tingkat pengangguran diindonesia terus meningkat terutama dimasa pendemi saat ini, “Sektor pertanian adalah sektor yang sangat kuat dalam kondisi apapun sangat dibutuhkan oleh masyarakat,”pungkasnya.

Sementara itu, hal senada juga disampaikan oleh H. Charles Meikyansyah, S.Sos., M.Ikom., Anggota DPR-RI, bahwa urgensi sektor pertanian sangat penting utamanya kebutuhan terhadap pangan tidak dapat ditunda, “apapun latar belakang seseorang, kebutuhan pangan merupakan pokok yang harus dipenuhi setiap harinya dan ancaman krisis pangan yang yang diprediksi oleh lembaga internasional perlu dicermati untuk sektor pertanian,”terang Alumnus Universitas Jember ini.


Dirinya lalu memaparkan bahwa terjadi penyusutan lahan pertanian 44 persen, yang mengancam 822 Juta orang terancam krisis pangan serta 517 juta orang atau 62,89 persen berada dikawasan Asia dan pasifik “apalagi ditambah akibat lockdond dan pembatasab sosial dari pandemi covid-19,” terangnya.

Di Indonesia berdasarkan Global Hunger Index pada tahun 2019 terdapat daerah rentang pangan yaitu pada tahun 2018 sebanyak 88 Kabupaten/Kota, sementara itu pada tahun 2019 masih terdapat 76 kabupaten yang rentan pangan. “Indonesia menempati urutan ke 70 dari 117 negara yang menjadi obyek dari riset GHI, dengan nilai 20,1 persen,”ungkapnya, dengan demikian Indonesia memiliki pekerjaan rumah untuk memasikan indeks kelaparan global Indonesia terus turun hingga mencapai ketegori moderat bahkan rendah.

Namun di Indonesia bukan semata-mata masalah angka saja, dirinya melihat bonus demografi di Indonesia menjadi kekuatan tersendiri, “pemuda atau kaum milenial harus menjadi faktor pembeda didunia pertanian, oleh karena itu perlu didorong agar kaum milenial mau bekerja disektor pertanian,” jelasnya. Tentu dengan didorong dengan aspek kesejahteraan yang menjadi sangat penting yang harus diperbaiki.

Sementa itu, Rektor Universitas Jember Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng., IPM. Sangat mengapresiasi kegiatan Webinar Nasional Humasize Farming. Pasalnya, sesuai dengan visi dan misi Universitas Jember untuk menjadi pertanian industrial, “di Universitas Jember posisinya sudah tepat adalah berada di wilayah lingkungan agraris perkebunan, sudah selayaknya kajian-kajian difokuskan atau ditonjolkan pada sektor pertanian dan industri,” terangnya. Universitas Jember akan mendorong agar kajian tersebut harus memiliki output yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam Webinar Nasional Humanize Farming hadir sebagai narasumber Prof. Dafik, M.Sc., Ph.D. Guru Besar FKIP Universitas Jember, Suyani Indriastuti, S.Sos.,M.Si., Ph.D, Dosen FISIP Universitas Jember, Dr. Ika Barokah Suryaningsih, SE.,MM. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember, Dr. Ikwan Setiawan, M.A. Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember dan Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Jember. (is)