Merindukan Mimpi Bertemu Dengan Rasulullah Saw

Oleh : Yahya Aziz
Sungguh menarik diskusi antara Kyai sepuh bersama santrinya. Wahai Kyai apakah rindu mimpi bertemu Nabi itu nyata atau khayalan?
Sang Kyai menjawab : itu nyata, karena Rasulullah tahu kondisi ummat manusia dahulu dan kini. Sang Kyai sampai meneteskan air mata… Dunia ini sebenarnya akan hancur, tapi dengan izin Allah, Rasulullah menjaga kehidupan manusia dan seluruh penduduk langit dan bumi. Subhanallah… Santri pun ikut meneteskan air mata. Allah akbar..!
Sang Kyai pun meneruskan kisahnya : jangankan Nabi, para Wali Wali pun tahu dan selalu menjaga & memohon doa agar
jangan sampai hancur bumi ini.
Bentuk kasih sayang Nabi muhammad terhadap ummatnya, ummat mudah bertemu nabi melalui mimpi.
Nabi bersabda :
من راني في المنام فقد راني حقا
“Sapa saja yg melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata”.
من راني في المنام فقد راني فإن الشيطان لا يثمثل بي
Siapa yg bermimpi bertemu aku maka bertemu denganku, sesungguhnya syetan tidak bisa menyerupaiku. (HR. Tirmidzi)
Dalam kitab “Sa’adatut Daroini”, karya Yusuf bin Ismail annabhani : diantara manfaat terbesar membaca sholawat kepada Nabi adalah dapat melihat nabi melalui mimpi.
Seperti Syekh Imam Albushiri, ketika sakit dia mendapatkan syafaat Rasulullah Saw setelah mengarang bait bait syair QOSIDAH BURDAH / Sholawat burdah. Dia tertidur dan mimpi bertemu dengan nabi Muhammad Saw. Nabi datang membawa sorbannya, menghusap wajahnya….dia terbangun, terkejut dan sembuh total dari penyakit nya… ALLAH’AKBAR…
Maaf kan hambamu ini ya Allah yg belum mimpi bertemu NabiMu, karena banyak lumuran noda dan dosa. Tapi kami yakin suatu saat nanti bertemu nabi kekasih Mu.
اللهم صل على سيدنا محمد
Mempererat tali silaturrahmi dengan nabi yaitu teladan akhlaq nya dan memperbanyak baca solawat.
“Banyak orang mampu meniru nabi muhammad saw jubahnya, pakaiannya tapi tidak mampu meniru lisan nabi yg menyejukkan ummat”
Selamat pagi… Semoga menginspirasi.
(Materi Pengajian Majlis ta’lim Jabal Nur Delta Sari Sidoarjo)
“Penulis tetap menara Madinah com dan buku Para Kyai Pejuang Kemerdekaan Indonesia”