Penguatan Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam ( PAI ) Pada Mahasiswa FTK UINSA.

Oleh : Yahya Aziz.
Jumat kemarin 30 Oktober 2020 pukul 14.00-16.00 sore, kami mengikuti webinar secara online, acara yang diselenggarakan oleh Jurusan PAI FTK UINSA, sungguh sukses dan menarik sekali.
Terima kasih Gus Fahmi, Gus Faizin, Gus Sutikno ( guru guru kami ) atas ilmunya.
Ada 2 catatan penting menurut kami dalam acara kemarin :
1. Bagaimana penguatan mata kuliah PAI pada mahasiswa, agar mereka kompeten dalam membaca dan menulis Al-Qur’an ?
2. Bagaimana peran jurusan PAI dalam menghadapi isu isu global tentang radikalisme, intoleransi dan khilafah ?
PENGUATAN PAI PADA MAHASISWA
Pendidikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada dasarnya merupakan sosialisasi nilai yang dapat mengantarkan dan mengembangkan potensi peserta didik, agar dapat mempersiapkan diri menyongsong masa depan mereka di masyarakat.
Rata rata lulusan pesantren salaf tradisional dan modern yang ingin melanjutkan ke UINSA cenderung ke jurusan jurusan yang berbasis bahasa Arab, sastra Arab dan tafsir hadits.
Sedangkan jurusan PAI mayoritas mahasiswa mahasiswinya alumni SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah. Yang secara keilmuan kompetensi baca tulis Al-Qur’annya tidak sebanding dengan lulusan pesantren.
Disinilah tantangan dosen PAI dalam belajar mengajar di kelas agar lulusan PAI setelah lulus dari kampus mereka berkompeten dalam membaca menulis Alqur’an dan hadits, apalagi mereka adalah calon guru agama Islam di sekolah umum.
PENGUATAN PAI DI JURUSAN FTK
1. Pendalaman Baca Tulis Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan acuan konstitusi kehidupan sehari-hari bagi kehidupan manusia sekaligus sebagai pembeda antara yang haq dan batil, maka mau tidak mau manusia harus mengkaji menginternalisasikan pemahamannya dan mengaplikasikan aktivitas sehari-hari.
Mungkin ini solusi praktis untuk bagi jurusan PAI mewajibkan dosen yang mengajar mata kuliah berbasis agama ( Ulumul Qur’an, ulumul hadits, tafsir, fiqh, Ushul fiqh, hadits, ) agar menyisihkan waktu 25 menit baik sebelum maupun sesudah kuliah untuk pendalaman materi Baca Tulis Al-Qur’an, sehingga bisa dipetakan langsung mana mahasiswa yang kurang, baik dan lancar baca tulis Al-Qur’an nya.
2. Halaqah
Ada beberapa faktor yang dapat diidentifikasi yang melatarbelakangi perkembangan HALAQAH ( pemahaman keagamaan ) di kalangan mahasiswa P A I yaitu : semangat kemurnian ajaran Islam dan pandangan bahwa Islam adalah agama RAHMATAN LIL ALAMIN yang harus dimplementasikan secara konkret dalam realitas kehidupan sehari-hari khususnya di bidang ilmu dan teknologi.
10 tahun (1999-2009) saya mengajar di ITS SURABAYA, semarak kajian halaqoh, seminar, diskusi luar biasa. Mereka melibatkan langsung dosen agama Islam untuk mengisi di masjid, himpunan mahasiswa jurusan sehingga tahu kwalitas baca tulis Al-Qur’an nya.
Mungkin ini bisa ditiru oleh jurusan PAI, bisa bekerja sama dengan Takmir masjid Ulul albab, Himpunan mahasiswa jurusan dan Pusat pondok pesantren Uinsa untuk memantau dan melibatkan dosen PAI agar perkembangan baca tulis Al-Qur’annya mahasiswa PAI yang rata rata lulusan SMA, dan SMK bisa ditingkatkan kualitasnya.
Memperbaharui kurikulum itu penting, tetapi yang lebih penting adalah aktion di lapangan dalam memperkuat pola pembelajaran baca tulis Al-Qur’an.
FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGUATAN MATA KULIAH P A I
Dari serangkaian dan wawancara sesama dosen FTK, penulis dapat menangkap adanya gejala yang menjadi faktor faktor pendukung dan penghambat penguatan mata kuliah P A I di FTK UINSA.
A. Faktor pendukung internal adalah faktor yang bersumber dari sistem tersebut, adapun yang mendukung faktor tersebut adalah seluruh pimpinan civitas akademika FTK UINSA mulai, Dekat dan jurusan.
Di jurusan PAI FTK UINSA yang kami amati upaya penguatan mata kuliah PAI agar Mahasiswa berkompeten dalam membaca menulis Al-Qur’annya tergantung para pimpinan yang mensupport kegiatan kegiatan keagamaan di jurusan PAI.
Alhamdulillah selama kami mengajar di PAI selalu mendapat support untuk membimbing mahasiswa dalam kompetensi baca tulis Al-Qur’annya.
Dalam hal ini maka pimpinan dekan, kaprodi, ketua jurusan menjadi faktor pendukung terhadap terlaksananya penguatan mata kuliah PAI yaitu kompetensi baca tulis Al-Qur’annya.
1. Dosen P A I
Dosen PAI baik yang bergelar S2, S3 sangatlah menunjang tercapainya penguatan baca tulis Al-Qur’annya mahasiswa. Terbukti setiap dosen wali hampir semua nya semangat membimbing baca tulis Al-Qur’annya mahasiswa sebagai syarat untuk mengikuti ujian skripsi.
Dengan demikian dosen P A I sangat berpengaruh terhadap kompetensi baca tulis Al-Qur’annya mahasiswa.
2. Dosen Mata Kuliah Yang Lain
Keterlibatan dosen mata kuliah lain ( Kurikulum, Evaluasi Belajar, Sejarah Pendidikan, dan mata kuliah umum yang lain ) di jurusan PAI sangat mendukung kompetensi baca tulis Al-Qur’annya mahasiswa..
Keterlibatan dosen mata kuliah yang lain dalam penguatan mata kuliah PAI adalah terletak menyisipkan atau disisipkan nilai nilai keagamaan berupa ayat ayat Alquran dan hadis nabi.
Oleh karena itu penanaman keagamaan untuk mahasiswa jurusan PAI yang dilakukan oleh dosen yang mengajar mata kuliah umum sangatlah mendukung penguatan mata kuliah PAI dalam kompetensi baca tulis Al-Qur’annya mahasiswa.
B. Faktor faktor penghambat.
Adapun faktor faktor penghambat penguatan mahasiswa dalam kompetensi baca tulis Al-Qur’annya tergantung juga lingkungan hidup keluarga nya. Jika keluarga nya perhatian betul terhadap pendidikan baca tulis Al-Qur’annya di rumah, maka akan mempermudah para dosen untuk membimbingnya walaupun mereka lulusan SMA, SMK.
Jadi faktor pendidikan orang tua lah bisa juga jadi pendukung dan penghambat kompetensi baca tulis Al-Qur’an para mahasiswa.
Untuk menambah wawasan para mahasiswa mahasiswi jurusan PAI, sebagai calon calon guru guru agama Islam, dan tidak terpapar virus radikalisme, intoleransi, khilafah dan ISIS, maka kami memberi usulan, perlu disisipkan setiap dosen dalam mengajar mata kuliah apapun dengan menambahkan materi kuliah diskusi :
1. Akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Kerukunan antar umat beragama.
3. Masyarakat Madani dan kesejahteraan ummat.
4. Sejarah piagam Madinah.
5. Sejarah Wali Songo dalam berdakwah di tanah jawa.
6. Islam adalah agama RAHMATAN LIL ALAMIN.
7. Pluralisme agama di Indonesia
8. Pancasila sudah final, tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
9. Moderasi beragama dalam Islam
10. Resolusi jihad NU dan peran Kyai dalam merebut kemerdekaan.
11. Tahlilan dalam prespektif agama dan budaya….dll
Kesebelas materi inilah yang kami sisipkan selama memberi mata kuliah di FTK UINSA….ini adalah ijtihad kami, sehingga wawasan cakrawala pemikiran mahasiswa terbuka sehingga menjadi lulusan perguruan tinggi yang inklusif, toleran, mau bersikap berbeda walaupun sesama anak bangsa berbeda suku, agama dan golongan….
Barakallah…
Wallahu A’lam Bissowab…
*Dosen FTK UINSA, penulis tetap menara Madinah dan buku Para Kyai Pejuang Kemerdekaan Indonesia”