Tradisi Gong Sekaten Keraton Kanoman Cirebon

Gong Sekaten ini seperangkat gamelan pusaka Keraton Kanoman yang awalnya dari Keraton Demak. (25/10)

Gong sekati ( sekaten), yaitu satu rangkaian alat musik gamelan yang antara lain terdiri atas gong, demung, saron, dan peking, rangkaian alat musik gamelan itu oleh para leluhur dari Keraton Kanoman dinamakan “Gamelan Sekaten” yang merupakan alat musik pada zaman dahulu untuk mengajak masyarakat sekitar membaca syahadat.

“Gamelan merupakan alat musik yang dahulu digunakan untuk menyiarkan agama Islam di tanah Cirebon.

Gamelan tersebut, sudah berumur ratusan tahun dan sampai saat ini masih terawat serta berfungsi seperti sediakala.
Pada setiap Maulud, gong tersebut dicuci kemudian dibunyikan sampai malam 12 atau puncak tradisi Mauludan.

Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, mengatakan, tradisi tersebut sebagai tanda akan dilaksanakanya prosesi Panjang Jimat. “Panjang jimat itu puncak dari rangkaian acara Maulid Nabi Muhammad Saw di Keraton Kanoman.

Gamelan Sekaten’ dibunyikan mulai hari ini sampai nanti pas malam tanggal 12 Bulan Maulud di jam-jam yang sudah ditentukan,” katanya.

Rangkaian dari siraman gong sekati juga sebagai upaya menjaga benda pusaka yang usianya hampir 7 abad itu.

Gong sekati adalah seperangkat media yang digunakan Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan ajaran agama Islam di Cirebon.

Seperangkat gamelan itu akan ditabuh oleh para Nayaga khusus yang turun-temurun bertugas memainkan benda pusaka tersebut, tradisi ini disebut Pelal Alit atau pelal kecil,” kata Arimbi Nurtina.
( ISN)