Warga Lemah Wungkuk menuntut Armada Bongkar Muat Batu Bara Pelabuhan Cirebon di alihkan.

Kota Cirebon – menaramadinah.com-Menyikapi masalah aktivitas batu bara di Pelabuhan Cirebon yang sudah berlangsung sekitar 20 tahun dinilai tidak ada manfaat bagi masyarakat Kota Cirebon terutama Masyarakat Lemah Wungkuk.

Padahal kita ketahui aktivitas bongkar muat batu bara pelabuhan Cirebon secara geografis hanya berjarak 100 meter dari lingkungan masyarakat Lemah Wungkuk.

Bila dibandingkan perlakuan Managemen bongkar muat batu bara yang dikelola PELINDO II Cirebon terhadap masyarakat Panjunan sangat diskriminatif bila dibandingkan kepada masyarakat Lemah Wungkuk.

Termasuk penyusunan RPPKL dan Dokumen AMDAL yang dibuat oleh konsultan pengembangan Pelabuhan Cirebon tidak melibatkan aspirasi masyarakat, Ujar Teddy ( Ketua Karang Taruna Lemah Wungkuk )

Bila bicara dampak tentunya partikel batu bara menjadi polusi yang di rasakan juga oleh nelayan, pedagang dan masyarakat Lemah Wungkuk, apalagi di daerah Lemah Wungkuk ada beberapa Instansi perkantoran, puskesmas bahkan sekolah.

Sebagai upaya untuk mencari keadilan, kami sudah melakukan berbagai cara baik melalui pertemuan dengan PT Pelindo II, DLH hingga DPRD.

Apalagi sejak tahun 2016 sejak di buka kembali aktivitas bongkar muat batu bara arus lalu lintas armada dialihkan ke jalan Yos Sudarso, Kesunean, dan Kalijaga tentunya ini sangat berdampak pada lingkungan dan aktivitas usaha masyarakat, bahkan beberapa kali mengakibatkan kecelakaan hingga korban meninggal dunia, oleh sebab itu kami menuntut agar arus lalu lintas Armada bongkar muat batu bara di alihkan tidak lagi melalui jalan Yos Sudarso, Ujar Jamal ( Sekretaris Karang Taruna Lemah, Wungkuk ) ISN