De Vide et Impera Belanda Lemahkan Kerajaan Caruban Nagari Pakungwati Cirebon

Oleh : H. SUJAYA,

Sejak Belanda berhasil menguasai Sunda Kelapa (Jayakarta) yaitu wilayah bagian dari Kerajaan Banten pada Th.1628 M. dimasa pemerintahan Maulana An-Nasr Abdul Kohar, maka Kerjaan Banten dirubah menjadi Kesultanan Banten dan Gelar Maulana An-Nasr Abdul Kohar dirubah menjadi Sultan An-Nasr Abdul Kohar dan nama Jayakarta juga dirubah menjadi Batavia, kemudian pada Th.1667 M. Belanda ingin memperluas jajahannya dengan memasuki Kerajaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) Cirebon yang dipimpin oleh Raja Caruban Nagari Ke-7 (Panembahan Ratu-2), namun kedatangan Belanda tidak disambut baik.
Kemudian Belanda menggunakan politik De Vide Et Impera (politik Adu-domba) dengan menghasud Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Amangkurat-1 yang sudah dikuasai oleh Belanda, karena Belanda tahu kalau Sultan Amangkurat-1 adalah mertua dari Panembahan Ratu-2 dengan menghasut bahwa dicurigai Keraton Pakungwati dan Banten sedang merintis angkatan perang untuk melawan Mataram, lalu Sultan Amangkurat-1 mengundang Panembahan Ratu-2 untuk menghadap ke Mataram dengan alasan rindu ingin bertemu anak, menantu dan cucunya, kemudian Panembahan Ratu-2 memenuhi undangannya dan membawa permaisuri dan 2 putranya yaitu Pangearan Martawijaya dan Pangeran Kertawijaya dan Keraton Pakungwati diamanatkan kepada Pangeran Wangsakerta (putra termuda), namun sesampainya di Mataram beliau dihukum dan disekap untuk tidak kembali lagi ke Keraton Pakungwati sampai meninggal dunia dan dikubur di Girilaya dekat Imogiri makam Raja- Raja Mataram.
Setelah putranya berkumpul lagi di Cirebon mereka diadu-domba lagi dan terjadi perebutan kekuasaan, ahirnya Kerajaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) dipecah menjadi 3 Kesultanan yaitu: Kasepuhan, Kanoman dan Kacirbonan, dan sejak saat itu Keraton Pakungwati dikuasai oleh Kesultanan Kasepuhan dan diganti namanya menjadi Keraton Kasepuhan, maka sejak saat itu nama Caruban Nagari (Pakungwati) mulai dilupakan oleh Masyarakat Cirebon dibawah kekuasaan Belanda.
Dan sejak dibangkitkannya kembali Kerajaan Caruban Nagari pada Th.2013 M. oleh Raja Ke-8 (Kiageng Macan Putih) maka Keraton Pakungwati dibangun kembali berdasarkan SK. No. 220/603/Bangdem dari KESBANGLINMAS Kab. Cirebon, semoga dengan ulasan sejarah ini dapat mengingatkan kembali anak cucu kita agar jangan sekali- kali melupakan sejarah para leluhurnya “JAS-MERAH”, terimakasih Salam satu nagari MERDEKA!!!