Belanda Distorsi Sejarah dan Palsukan Bendera Kerajaan Caruban Nagari Pakungwati Cirebon

Oleh : H. Sujaya.
Menurut sejarah setelah Pangeran Cakrabuana (Raja Caruban Nagari Ke-1) menyerahkan kekuasaan kepada Sunan Gunung Jati (Raja Caruban Nagari Ke-2), maka sejak saat itu samapai pada masa Panembahan Ratu-2 (Raja Caruban Nagari Ke-7) Kerajaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) memiliki 2 benderara yaitu: 1. Bendera Kerajaan yang berlambang Macan Ali, 2. Bendera Perang Kerajaan yang berlambang seperti ini.
Namun sejak tahun 1667 M. dimasa penjajahan Belanda setelah meninggalnya Panembahan Ratu-2, Kerajaan Caruban Nagari dipecah menjadi tiga Kesultanan yaitu: 1. Kasepuhan, 2. Kanoman dan 3. Kacirbonan, maka sejak saat itu nama Caruban Nagari (Pakungwati) dilupakan oleh masyarakat Cirebon dibawah kekuasaan Belada, karena sejak saat itu juga Keraton Pakungwati dikuasai oleh Kesultanan Kasepuhan dan diganti namanya menjadi Keraton Kasepuhan.
Dan dimasa penjajahan Belanda Bendera Perang yang aslinya hasil karya Sunan Gunung Jati dibawah ke Negara Belanda, maka Bendera Perang yang tertera dibawah ini diduga PALSU, karena terbukti banyak kesalahan dalam penulisan Al-Qurannya diantaranya:
1. Pada Asma yang tertulis dibagian atas adalah Surat Al-Ihash dan pada bacaanقل هوالله احد (QUL HUWALLAHU AHAD) ini ada kesalahan penulisan, pada lafadh هو (HUWA) ada kelebihan TASYDID diatas و (WAWU) dan kelebihan ا (ALIF) didepan و (WAWU).
2. Pada Asma yang tertulis dibagian bawah adalah Surat Al-An’am ayat 103, pada bacaan لاتدركه الابصار (LA TUDRIKUHUL ABSHORU) ini ada kesalahan penulisan, pada Lafadh تدركه (TUDRIKUHU) ada kelebihan و (WAWU) didepan ك (KAF) dan pada bacaan وهويدرك الابصار (WAHUWA YUDRIKUL ABSHORU) ini juga ada kesalahan penulisan, pada Lafadh يدرك (YUDRIKU) ada kelebihan و (WAWU) dan kelebihan Lafadh هو (HUWA) didepan ك (KAF), pada bacaan وهواللطيف الخبير (WAHUWAL LATHIEFUL KHOBIER) juga ada kesalahan penulisan pada Lafadh اللطيف (AL-LATIEF) ada kekurangan ي (YA) didepan ط (THO) dan pada Lafadh الخبير (AL-KHOBIER) ada kekurangan ي (YA) didepan ب (BA).
3. Sunan Gunung jati adalah asli keturunan Mesir, maka dalam menulis Al-Quran pasti akan menggunakan Khot Misry (Khot Usmani) bukan Khot seperti ini.
Semoga dengan penjelasan ini dapat mengingatkan kembali anak cucu Caruban Nagari (Pakungwati) Cirebon Trah Padjadjaran, agar jangan mau ditipu mentah- mentah oleh Belanda dan antek- abteknya yang samapi sekarang masih berkuasa, terimakasih Salam satu nagari MERDEKA!!!