Syekh Ali Jaber : Meminta Masyarakat Jangan Terprovokasi

Oleh : yahya aziz.


Setelah kasus penyiksaan habib di Solo pada acara Midodareni,…. muncul kasus penusukan seorang hafidz Al-Qur’an syekh Ali Jaber di atas panggung dalam acara wisuda tahfidz Al-Qur’an.
Lembaga Dakwah LD PBNU sangat prihatin dan menyayangkan atas kasus penusukan syekh Ali Jaber. Sekretaris LD PBNU kepada seluruh pihak untuk tidak terpancing dan menyerahkan permasalahan tersebut untuk dituntaskan kepada pihak yang bersangkutan sehingga tidak terjadi kegaduhan. Begitu kata KH. Moh. Bukhari Muslim sekretaris LD PBNU.
Kronologis insiden syekh Ali Jaber mengatakan saat peristiwa itu terjadi dia berada di atas panggung, tiba tiba seorang pemuda berlari ke atas panggung dan langsung menusukkan sebilah 🔪 pisau.
Pelaku sempat berusaha menusuk untuk kedua kalinya dengan mengambil pisau yang tertancap di bahu nya. Namun jamaah langsung menghadang, dan Alhamdulillah Allah SWT masih menjaga beliau. (13/9/2020)
Syekh Ali Jaber adalah ulama yang santun, sejuk dalam tutur katanya, sehingga diterima di berbagai kelompok orang muslim.
Beliau termasuk ulama yang MODERAT tidak terkooptasi oleh golongan manapun.
Menurut ustadz Nazril Koyang ketua PCNU kabupaten Koyang Kalimantan Barat beliau pernah mengundangnya untuk menjadi imam shalat subuh di masjid Utsman Alkhoir ternyata beliau melakukan qunut pada rakaat kedua, artinya beliau menghormati perbedaan pendapat dan memahami masyarakat di sekitar Kayong adalah Nahdliyyiin bermazhab Syafi’i.
Syekh Ali Jaber adalah orang Arab asli lahir dan besar di kota Madinah, namun beliau tidak pernah mengklaim sebagai keturunan Rasulullah Saw apalagi cucu Nabi.
Ulama berwajah teduh ini selalu mensyiarkan agama Islam sebagai agama yang rahmatan Lil alamin, dakwah nya lembut, santun dan tidak provokatif.
Senin malam prof. Mahfud MD menjenguk syekh Ali Jaber, dia berharap insiden penusukan tersebut untuk tidak menyurutkan semangat langkah dakwah nya. Semoga segera pulih dan berkiprah kembali. ( JP, 16/9/2020 )
Dalam kesempatan yang sama syekh Ali Jaber titip salam kepada Presiden Jokowi dan menyampaikan bahwa masyarakat tidak boleh terpancing oleh insiden yang dialaminya. Dia menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada POLRI, syekh Ali Jaber yakin aparat kepolisian mampu menuntaskannya.
Ketika beberapa tokoh di Indonesia menggiring opini publik bahwa kasus penusukannya adalah muatan politik. Justru syekh Ali Jaber secara tegas mengatakan : JANGAN KAITKAN PENUSUKAN SAYA DENGAN POLITIK.
Beliau mengaku tidak pernah dicaci maki atau pun ancaman di akun media sosial nya. Beliau juga bercerita sering dikirim untuk mendamaikan konflik ke daerah daerah, mengajarkan TOLERANSI dan KERUKUNAN ANTAR UMMAT, dan memiliki hubungan baik dengan tokoh tokoh lintas agama. Syekh Ali Jaber menolak dengan tegas asumsi asumsi menyesatkan terkait penusukan terhadap dirinya.
FAKTA ATAU HOAX….?
Hari ini Jawa Pos (16/9/2020) dalam berita opini nya hal 4 menulis FOTO ANEH TERSANGKA PENUSUK Syekh Ali Jaber.
Ternyata hasil penelusuran tim redaksi Jawa Pos adalah foto salah seorang pemuda yang membentangkan bendera 🔨 palu arit itu merupakan orang yang berbeda dengan pelaku penusukan syekh Ali Jaber. Ternyata foto tersebut juga pernah menjadi bahan HOAX yang ditujukan kepada Kaesang Pengarep pada tahun 2018.
Jawa Pos, akhir nya menemukan postingan foto anak anak muda yang membentangkan bendera 🔨 palu arit itu dengan posisi berbeda. Di foto tersebut pemuda yang diklaim sebagai Alfin Andrian duduk di depan bentangan bendera. Tampak HOAX sekali pemuda yang memakai kaca mata dan wajah nya BERBEDA DENGAN TERSANGKA penusukan Syekh Ali Jaber…..
Mari bersatu sesama muslim, jangan saling memfitnah menyebarkan berita hoax sehingga Anda semua menjadi GILA…gila kekuasaan….
Mari introspeksi diri…. Benar kata Ronggo Warsito : Zaman Wes Edan :…amenangi zaman edan, Melu edan ora tahan, Yen Tan Melu anklakoni Boya keduman, bejo bejone kang edan, luwih bejo kang eling LAN waspodo.jjkemoga kita semua termasuk selalu ELING LAN WASPODO……
Barakallah……
Wallahu A’lam Bissowab….
* Dosen FTK UINSA, Guru Ngaji Langgar, Penulis tetap menara Madinah & buku buku kehidupan*