Dedikasi Mbah Saimunir merawat Makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno

Madiun.menaramadinah.com, Upaya perawatan dan keamanan dari suatu situs atau tempat yang bernilai sejarah tinggi tidak terlepas dari peran penting seorang juru kunci atau juru rawat.Bila di Setono Gedong Kediri ( Makam Syekh Wasil) ada juru kunci M.Yusuf Wibisono,di makam Kuncen Kota Madiun ada juru kunci Mbah Saimunir,seorang kakek berusia 70 tahun dan mempunyai 7 orang anak.Mbah Saimunir atau biasa dipanggil Mbah Munir menjadi juru kunci kompleks pemakaman pendiri dan bangsawan Madiun beserta keturunannya sejak tahun 1990 .Awalnya,dia menjadi juru kunci bukan atas perintah siapapun,melainkan inisiatif pribadi.Dasarnya adalah dia suka melakukan tugas kebersihan,apalagi yang dibersihkan adalah makam tokoh besar pendiri Kabupaten Madiun Pangeran Timur atau Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno,putra dari Sultan Trenggono dan cucu dari Sultan Demak Raden Patah.
Selaku juru kunci,tugas yang dilakukan adalah membersihkan ,merawat dan menjaga keamanan makam bersejarah yang cukup luas.Disamping itu,ia juga harus mendampingi para peziarah yang datang ,baik dari keluarga keturunan para bangsawan Madiun ataupun dari kalangan masyarakat umum.
Crew Menara Madinah Biro Madiun disambutnya dengan ramah saat berziarah ke kompleks makam yang berada dibelakang Masjid Nur Hidayatullah,Kuncen,Taman,Kota Madiun.Tempat tinggal sang juru itu tidak jauh dari makam Kuncen sehingga memudahkannya untuk selalu memantau makam dan bisa hubungi sewaktu-waktu oleh peziarah .Tak jarang beliau menemani orang-orang yang ziarah dimalam hari .Di waktu tertentu,Mbah Munir juga harus mendampingi para pejabat pemkot dan pemkab Madiun yang berziarah tiap tahun bertetapan dengan HUT Kota dan Kabupaten Madiun.
Sebelum diangkat menjadi juru kunci resmi makam Kuncen ,ia bermimpi didatangi seseorang dan berkata”Ayo tangi,tugasmu kuwi ngresiki Makam Kuncen ae!”( Ayo bangun,tugasmu membersihkan Makam Kuncen saja!) .Ia lalu terbangun,Sholat Shubuh dan membersihkan makam.Tak lama kemudian,ada petugas dari kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur yang berpusat di Mojokerto yang memberitahukan bahwa Mbah Munir diangkat menjadi juru kunci resmi dan berhak menerima gaji tiap bulan .Kejadian itu terjadi sekitar tahun 1999.Selain menerima gaji,Mbah Munir seringkali menerima sedekah dari para peziarah dari berbagai daerah yang datang sendiri-sendiri ataupun berkelompok.Namun sedekah dari para peziarah tidak ia gunakan untuk pribadi ,tetapi ia kumpulkan dan dipakai untuk perawatan ringan sekitar makam,seperti mengecat tembok makam dan memperbaiki tembok yang retak.
Mbah Munir yang lulusan SMP pada mulanya sedikit takut bila harus ke makam Kuncen dimalam hari.Namun seiring waktu,ia tidak takut lagi karena sudah terbiasa dan telah menjadi kewajibannya untuk mengurus makam dan melayani para peziarah yang datang ke makam Kuncen .
Photo: Mbah Munir bersama Bro-J,23 J