Humor Tanda Orang Cerdas

Oleh  : Dr.  ANWAR RACHMAN .
Orang yang suka humor dan suka membuat topik humor salah satu tanda dari kecerdasan tinggi seseorang, hal ini termuat dalam jurnal Cognitive Processing yang memuat hasil penelitian 156 partisipan dengan rata-2 umur 33 tahun untuk menilai pemahaman dan kenikmatan dari 12 humor yang berbeda. Para peserta harus menyelesaikan tes IQ dasar verbal, maupun non verbal, sekaligus menjawab pertanyaan tentang suasana hati, serta latar belakang pendidikan mereka masing-2. Hasilnya, peserta dengan skor IQ tertinggi adalah yang paling memahami topik humor yang rumit dan bahkan menganggapnya sebagai sesuatu yang lucu. Para peneliti menemukan bahwa pemahaman terhadap humor adalah suatu proses informasi yang kompleks, terbungkus dalam isyarat sosial dan emosional yang sulit dibuka.

Bahkan banyak orang menganggap Nabi Muhammad saw orang yang sangat serius , tidak pernah ketawa , tidak pernah bergurau, padahal Nabi Muhammad sering bercanda dengan para sahabat. Beberapa kisah humor dan canda Rasulullah saw selalu menjadi inspirasi yang sehat, cerdas, positif dan menyegarkan. Meskipun seorang Nabi, beliau tetap bercanda dan memiliki selera humor yang tinggi sebagaimana manusia pada umumnya. Hanya saja canda beliau tak pernah dusta dan untuk itu sampai sahabat bertanya : Rasulullah, anda bergurau ? Lalu beliau menjawab, Ya, tapi (dalam bergurau) aku hanya mengatakan yang sebenarnya.” (HR Bukhari dan Tirmidzi).

Alkisah, suatu hari ada seorang sahabat Nabi bernama Zahir yang daya pikirnya agak lemah, namun Rasulullah mencintainya. Dia sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga kata Rasulullah: Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya. Suatu hari ketika Rasul ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-2 dagangan yang digelar dipasar. Tiba-tiba Rasul memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir lalu teriak : Hai siapa ini ? lepaskan aku ! Zahir memberontak dan lalu menoleh ke belakang, betapa kagetnya Zahir, ternyata yang memeluknya adalah Rasulullah saw. Zahir pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan ke tubuh Rasulullah. Lalu Rasulullah berkata: Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli “budak” ini , sambil merangkul Zahir dengan erat ?. Lalu Zahir menyahut: Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka. Lalu Rasul menyahut: Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia ? Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah saw. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas RA).