Hari Tasyrik

Oleh : Hilmi Saputra

Hari Tasyrik itu adalah 3 hari setelah Idul Adha, yaitu tanggal 11, 12, 13 di bulan Dzulhijjah.

Hari Senin ini tanggal 3 Agustus ini adalah hari Tasyrik terakhir di tahun 2020 ini. Karena kita berhari raya pada Jum’at 31 Juli 2020. Hari mulia Tasyrik dimulai sejak Sabtu, 1 Agustus 2020.

Jika dilihat dari bahasa atau secara harfiah, tasyrik atau tasyriq atau syurub memiliki makna terbit. Namun, ada yang mengatakan jika dinamakan sebagai hari tasyrik disebabkan karena di tanggal 11-13 Dzulhijjah, para muslimin melakukan syaroq, menjemur.

Menjemur (yusyriqun) daging qurban untuk dibuat menjadi dendeng. Sebab karena itu, jika kita mendapatkan jatah daging Qurban banyak disunnahkan jangan segera cepat cepat ingin menghabiskannya dalam waktu sehari. Beberapa secukupnya diolah dihari Raya, jika masih ada sisa disimpan untuk 3 hari kedepan.atau sesuai dengan kebutuhan.

Berqurban setelah matahari terbit (syurug).
Saat hari tasyrik berlangsung, menurut QS. Al-Baqarah (2): 203, hari tasyrik adalah hari untuk ibadah. Makanya, para Jemaah haji yang sedang melakukan rangkaian ibadah hajinya, di 3 hari Tasyrik ini harus menetap di Mina atau melakukan mabit.

Tetapi bagi kita yang tidak sedang haji, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ والذكر

Artinya : “Hari-hari Tasyriq adalah hari menikmati makanan dan minuman dan berdzikir.”

Memang puasa itu berat, puasa itu salah satu amaliyah favorit mulia dari para hamba hamba Allah yang tekhusus, karena begitu utamanya amalan puasa itulah, ganjaran dan nilai kebaikannya dirahasiakan dan akan langsung ditakar sendiri oleh Allah SWT.

Namun, ada 3 hari dimana kita tidak bisa melaksanakan puasa, bahkan melakukannya adalah perbuatan dosa, karena diharamkan berpuasa saat hari tasyrik tiba. Disinilah Allah meletakkan perbandingan amaliyah ibadah apapun terbantahkan nilai keutamaan dan keistimewaan nya di 3 hari terbilang setelah Idul Adha.

Ibnu Rajab dalam kitab Lathaiful Ma’arif, 509 mengatakan bahwa puasa dilarang dilakukan di hari tasyrik. Hal tersebut disebabkan karena hari tasyrik merupakan hari raya bagi kaum Muslimin. Hari dimana disabdakan Rasulullah dengan 3 istilah yang sederajat, yakni makannya berpahala, minumnya berpahala dan makan minumnya pun dinilai setara dengan berdzikir. Subhanallah. Sebagaimana diriwayatkan HR. Mulsim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’I oleh Nubaisyah al-Hudzali ra, Rasulullah bersabda,

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ والذكر

Hari Tasyrik merupakan hari makan, minum serta banyak mengingat Allah. Salah satu cara mengingat Allah adalah dengan melakukan dzikir.

Meski demikian bukan berarti di hari Tasyrik ini kita puas puaskan makan kita, kita berburu kuliner semau kita hingga akhirnya lupa menakar kebutuhan fisik dan justru bakal menimbulkan kemudharatan pada kesehatan kita. Hal itu sama saja dengan menganiaya diri sendiri, sama dengan ‘isrof’ berlebihan dalam perbuatan dimana perilaku sejenis itu malah dibenci Allah SWT. Lantas apa yang bisa kita lakukan jika kita belum mampu tunaikan ibadah Haji ke tanah suci dan berqurban hewan ternak ditanah air?

Makan saja, Minum saja. Tapi sewajarnya saja, itu semua sudah berpahala jika dilakukan di 3 hari Tasyrik ini. Silahkan dinikmati yang ada, enjoy di setiap suap yang ada pada hidangan yang disajikan, setelah itu mensyukurinya dengan memperbanyak berdzikir lalu ditutup do’a kepada Allah SWT. Apa Dzikir dan do’a yang paling utama dihari Tasyrik?

Amalan bagi orang yang tidak mampu berkurban adalah dengan bertakbir, bertahmid, dan bertasbih sebanyak 100 kali, atau tanpa batasan hitungan. Sebab kadang bilangan hitungan dalam berdzikir sebenarnya hanya motivasi yang bermakna simbolis. Lakukan saja berdzikir, berdzikir itu mengingat Allah, bisa dengan apa saja. Namun, jika kita mau mengetahui yang lebih utama, maka pahala dari amalan tersebut lebih baik daripada mempersiapkan 100 ekor kuda pilihan untuk jihad di jalan Allah dan lebih baik pula dibandingkan 100 ekor unta lalu dagingnya dibagikan kepada fakir miskin, dan juga lebih baik dibandingkan membebaskan 100 orang budak.

Hal serupa tersirat dalam hadist riwayat Ibnu Majah, Ummu Hani radhiyallahu ‘anha berkata: “Aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku berkata: “Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku satu amalan, karena sesungguhnya diriku telah menginjak usia tua, dan badanku sudah mulai lemah.”

Maka berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Bertakbirlah 100 kali, bertahmidlah 100 kali, dan bertasbihlah 100 kali. Sesungguhnya pahala dari kalimat tersebut lebih baik dibandingkan mempersiapkan 100 ekor kuda pilihan untuk jihad di jalan Allah, lebih baik dibandingkan dengan menyembelih 100 ekor unta lalu dagingnya dibagikan kepada fakir miskin, dan lebih baik dibandingkan membebaskan 100 orang budak.” HR. Ibnu Majah.

Di 3 hari yang disebut Allah sebagai hari terbilang itu juga memiliki keistimewaan bahwa doa di hari tersebut tidak akan ditolak. Lalu apa do’a yang paling dianjurkan oleh Rasulullah SAW dihari itu?

Doa ‘sapu jagad’ adalah doa yang dianjurkan. Dalam doa tersebut, terkumpul seluruh kebaikan tidak hanya di dunia namun juga di akhirat. Karena hal tersebut, dianjurkan untuk memperbanyak doa agar kamu memperoleh kemuliaan dari Allah SWT baik saat masih hidup di dunia maupun ketika menghadap kepada Allah Ajja Wajal.

Rela, kehilangan momentum keistimewaan hari Tasyrik?

Last minute, Qurban
Menikmati hari Nahr
Mengharap Ridha Allah.

3 Agustus 2020
15.55