Ngobrol dengan Kiai Nawawi Sang Penemu Gua Terbaik di Ponorogo

Oleh : Khoirul Nizam Muhammad, Mahasisw Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Jember.

KIAI NAWAWI

 

Di Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Ponorogo terdapat gua yang bernama Gua Pertapan. Yang disebut-sebut sebagai penemu Gua Pertapan adalah Kiai Nawawi, tokoh setempat yang juga Mursyid Tarekat Qodiriyah Wa Naqsabadiyah.

Saya berkesempatan berbincang dengan Kiai Nawawi di Masjid Nur Rohman, Desa Munggu, Bungkal, pada Sabtu (1/8/2020). Menurut Kiai Nawawi, dinamakan Gua Pertapan karena dulu menjadi tempat bertapa orang PKI. Gua ini menurutnya merupakan gugusan batuan kapur. Di dalam Gua Pertapan terdapat tetesan air yang dapat berubah menjadi batu. “Di dalam Gua Pertapan ini terdapat tetesan air yang dapat berubah menjadi batu, ini merupakan salah satu bentuk kebesaran dari Allah Swt,” ujar Kiai Nawawi.

Menurutnya, setelah ditemukan pada tahun 2000, gua ini sempat viral dan banyak pengunjungnya. Pengunjungnya bukan hanya dari Ponorogo, melainkan berbagai daerah seperti Lampung, Semarang, Surabaya. Bahkan tak sedikit pula turis mancanegara. Pada tahun 2000, Gua Pertapan pernah dikunjungi Wakil Bupati Ponorogo yakni Muryanto. Pada tahun 2000 ini Kepala Desa Munggu bernama Hanan Hasbullah.

Pada tahun 2000, oleh Bupati Ponorogo kala itu yakni Markum Singodimedjo, Gua Pertapan disebut sebagai gua terbaik di bumi reyog. Pengunjung yang datang merasa nyaman karena di dalam udaranya sejuk. Gua bisa menampung sekitar 950 orang.

Pada tahun 2020, Kepala Desa Munggu, Sukamto berupaya agar Gua Pertapan dapat kembali ramai seperti tahun 2000. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa melalui kerja sama dengan Banser Bungkal, perangkat Desa Munggu, tokoh agama , tokoh masyarakat, serta para pemuda desa setempat.

“Gua Pertapan akan kembali dikelola dengan baik. Caranya, pihak pemerintah desa bekerjasama dengan banyak pihak,” papar Kiai Nawawi.Dia berharap jika Gua Pertapan ramaipengunjung, perekonomian masyarakat Desa Munggu terdongkrak. “Masuk ke Gua Pertapan, adalah menikmati dan merenungkan kebesaran Allah SWT,” ujar Kiai Nawawi.