‘MAS’ Sebuah Penyamaran Keturunan Arab & Dzuriyah Rasul

Oleh : Fauzi

Penyamaran asal Keturunan berdasar Ras dan Nasab sejak lama sudah terjadi di Kalangan Kiai-Kiai Sidoresmo dan sebagian Pasuruan yang sejatinya adalah keturunan Arab dan bernasab kepada Sayyid Sulaiman dan Sayyid Arif bin Sayyid Abdurrahman Basyaiban. Basyaiban ini adalah salah satu ‘Fam’ dari Dzurriyah Rasullullah yang berdiaspora ke Nusantara setelah Diaspora gelombang awal Dzurriyah Rasullullah yang memiliki ‘Fam Adzmatkhan’

Kiai-Kiai ‘Ndresmo’ walaupun secara Nasab adalah keturunan Rasulullah terbiasa mendapat julukan ‘MAS’ bukan Sayyid atau Habib. Kita semua tahu ‘bahwa’ Mas adalah sebutan dalam bahasa Jawa untuk lelaki yang lebih tua atau yang dihormati. Diantaranya adalah Kiai Mas Alwi (Muassis NU/Pencipta nama Nahdlatul Ulama), KH. Mas Mansyur (Ketua Umum Muhammadiyah). Dengan panggilan ‘Mas’ tersebut banyak orang yang terkecoh seolah-olah beliau-beliau itu adalah keturunan Jawa asli dan tulen. Apalagi dari kalangan kiai-kiai tersebut tidak pernah mencantumkan nama ‘Fam’ sebagai indentitas pada nama lengkap yang tertera. Makin samarlah asal usul keturunan para kiai-kiai tersebut, khususnya bagi yang tidak paham sejarah tentang nasab.

Penyamaran asal keturunan tersebut entah sengaja atau tidak sengaja, konon sebagai bentuk ketawadhuan, rendah hati serta sikap membumi dalam misi dakwah di Tanah Jawa, khususnya Jawa Timur pada saat itu. Namun hakikatnya penyamaran tersebut samasekali bukanlah bentuk pengingkaran atau penyangkalan terhadap asal usul keturunan. Karena kalau dikonfirmasi para Mas-Mas yang di ‘Ndresmo’ juga tidak keberatan untuk membahas nasab yang sebenarnya, tidak menyangkal dengan menyatakan sebagai Keturunan Jawa Tulen.

Penyamaran keturunan dan fam yang susah berlangsung ratusan tahun tersebut juga tidak terkait dengan kepentingan politik sesaat atau meraih tujuan yang menguntungkan pribadi atau kelompok. Semua terjadi alami seiring dengan perjalanan waktu.