Falsafah Jawa ; Kumpul Cucu Ora Kumpul Ucul

_Falsafah Jawa :_*”Kumpul Cucul, Ora Kumpul Ucul”*

_Berkumpul tombok, tidak berkumpul lepas._

Makna dari ungkapan di atas adalah : Orang yang terlibat dalam sebuah perkumpulan atau organisasi, apapun namanya, ia harus siap tombok, sedangkan orang yang tidak mau berkumpul dengan berkegiatan dalam masyarakat, ia akan terlepas dari komunitasnya.

*Kumpul Cucul*

Untuk membangun persaudaraan, untuk merekatkan kekerabatan, untuk menjalin silaturahmi, orang perlu berkumpul, karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial.

Media berkumpulnya bisa dalam berbagai bentuk, misalnya arisan, rapat RT, reuni, trah, kelompok olah raga, kelompok seni, jamaah pengajian, kelompok ronda, atau bentuk organisasi Profesi maupun perkumpulan lainnya.

Mereka yang terlibat di dalamnya mesti siap untuk _cucul_ alias siap tombok. Bisa tombok waktu, tenaga, pikiran, perasaan, bahkan bisa juga tombok materi. Harapannya, segalanya akan terbayarkan dengan bertambahnya saudara yang tidak bisa dinilai dengan materi, dan juga mendapatkan kepuasan diri yang lain.

*Ora Kumpul Ucul*

Orang yang tidak pernah menjalin silaturahmi, tidak mau berkumpul, selalu menutup diri, tidak mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, tidak tergabung dengan komunitas apa pun, bahkan di dunia maya seperti WA, fb, twitter, dsb mereka juga tidak eksis, ia pasti akan kehilangan banyak teman, terputusnya tali persaudaraan.

_Ucul_ alias lepas, sulit dicari, tidak bisa dihubungi. Hidup dalam sunyi, sepi, sendiri, tanpa kawan tanpa teman, bahkan tanpa harapan. Sungguh menyedihkan…!!!

Ngendikané Simbah :

_*”Nadyan ora sugih bandha, nanging sugiha mitra lan sedulur_

Tetap semangat.

*JANGAN PERNAH MEMUTUS TALI SILATURAHMI.

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com.